Bisnis.com, JAKARTA - Direktur dan Deputi Pejabat Perwakilan Tinggi untuk Urusan Pelucutan Senjata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Adedeji Ebo menyampaikan bahwa konflik di Ukraina mengakibatkan kematian sedikitnya 8.800 warga sipil sejak Februari 2022, lebih dari 14.900 orang terluka. Total korban dari warga sipil akibat perang yang berkecamuk di Ukraina tercatat sekitar 23.800 orang.
"Sejak 24 Februari 2022, Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia telah mencatat 23.821 korban sipil di Ukraina: 8.836 tewas dan 14.985 luka-luka, jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi," katanya, seperti dilansir dari TASS, pada Jumat (19/5/2023).
Dia menjelaskan bahwa sebagian besar kematian dan terlukanya warga sipil karena penggunaan senjata peledak dengan efek area yang luas. Senjata peledak itu termasuk serangan dengan artileri berat, tank, sistem roket peluncuran ganda, hingga rudal dan serangan udara.
Baca Juga
"Sebagian besar kematian dan cidera warga sipil disebabkan penggunaan senjata peledak dengan efek area yang luas, termasuk serangan oleh artileri berat, tank, sistem roket peluncuran ganda, rudal dan serangan udara," lanjutnya.
Kementerian Pertahanan Rusia telah berulang kali menekankan bahwa serangan Rusia dilakukan secara eksklusif terhadap sasaran militer dengan senjata berpemandu presisi.
Seperti diketahui, Ukraina dan Rusia mengalami konflik bersenjata yang terjadi hingga saat ini, dan sudah berjalan lebih dari setahun sejak Februari 2022.