Bisnis.com, JAKARTA - Rusia setuju untuk memperpanjang kesepakatan untuk Ukraina bisa mengirimkan biji-bijian melalui Laut Hitam ke bagian dunia lain.
Keputusan itu sebagai dorongan untuk ketahanan pangan global setelah perang yang berdampak terhadap kenaikan harga, yang telah berlangsung lebih dari setahun.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan bahwa kesepakatan Laut Hitam diperpanjang selama 60 hari atau 2 bulan, seperti dilansir dari TASS, pada Kamis (18/5/2023).
“Saya ingin memberikan kabar baik, dengan upaya negara kami, dukungan dari teman-teman Rusia kami dan kontribusi dari teman-teman Ukraina kami, Prakarsa Butir Laut Hitam telah diperpanjang 2 bulan lagi," katanya.
Pejabat senior dari Rusia, Ukraina, Turki, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bertemu di Istanbul dan melanjutkan pembicaraan untuk membahas kesepakatan Laut Hitam dan masa depannya, pada pekan lalu.
Turki dan PBB menengahi kesepakatan dengan pihak yang bertikai untuk memfasilitasi pengiriman makanan dan pupuk Rusia.
Baca Juga
Rusia telah mengancam akan mundur dari kesepakatan jika kekhawatirannya tidak diselesaikan pada Kamis.
Hal itu bukan hal baru, dengan perpanjangan serupa dalam keseimbangan pada Maret lalu, Rusia secara sepihak memutuskan untuk memperbarui kesepakatan 60 hari yang sama, bukan 120 hari seperti yang diuraikan dalam perjanjian.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan kesepakatan itu telah diperpanjang untuk membantu negara-negara yang membutuhkan, pada Rabu (17/5).
Akan tetapi, dia menambahkan bahwa penilaian keseluruhan Rusia terhadap perjanjian tersebut tetap tidak berubah.
Wakil Perdana Menteri Ukraina Oleksandr Kubrakov menyatakan bahwa negaranya menyambut baik kelanjutan dari kesepakatan itu, tetapi menekankan bahwa itu harus bekerja secara efektif.
“Kami berharap mitra kami akan melakukan yang terbaik agar kesepakatan biji-bijian bekerja sepenuhnya untuk ketahanan pangan dunia dan bahwa Rusia pada akhirnya akan berhenti menggunakan makanan sebagai senjata dan pemerasan,” tambahnya.
Sementara itu, ekspor makanan dan pupuk Rusia tidak dikenakan sanksi Barat karena invasinya ke Ukraina.
Moskow mengatakan pembatasan pembayaran, logistik, dan asuransi kini telah menjadi penghalang pengiriman.