Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Belum Berminat Temui Surya Paloh

Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara mengenai hubungannya dengan Ketua Umum (Ketum) partai Nasdem Surya Paloh. Dia belum berminat temui Surya Paloh.
Presiden Joko Widodo dan Chairman Media Group Surya Paloh melakukan groundbreaking gedung Indonesia 1 di Kawasan Jl MH Thamrin Jakarta, Sabtu (23/5/2015)./Bisnis Indonesia-Akhirul Anwar
Presiden Joko Widodo dan Chairman Media Group Surya Paloh melakukan groundbreaking gedung Indonesia 1 di Kawasan Jl MH Thamrin Jakarta, Sabtu (23/5/2015)./Bisnis Indonesia-Akhirul Anwar

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara mengenai hubungannya dengan Ketua Umum (Ketum) partai Nasdem Surya Paloh yang dikabarkan renggang.

Hal ini disampaikan untuk merespon pertanyaan Surya Paloh yang merasa pihaknya sudah tak diperlukan lagi oleh pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.

“[Hubungan kami sejauh ini] biasa aja, saya biasa saja,” katanya saat ditemui di Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk, Senin (15/5/2023).

Lebih lanjut, Presiden Ke-7 RI itu mengaku belum merencanakan pertemuan dengan nahkoda dari parpol bernuansa biru donker tersebut.

“Belum ada [rencana bertemu],” katanya.

Bahkan, Kepala Negara pun menyebut tak menutup kemungkinan untuk melakukan perombakan (reshuffle) kabinet sehingga jajaran menteri hanya akan diisi oleh profesional dan parpol koalisi pendukung pemerintah.

“Ya, bisa saja [ada reshuffle],” pungkas Jokowi.

Belum lama ini, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh merasa pihaknya sudah tak diperlukan lagi oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Meski begitu, NasDem tetap mendukung pemerintah.

Surya mengatakan, secara normatif NasDem sudah tak diperlukan oleh pemerintahan. Namun, dia tak berpikir secara normatif dalam dukungan kepada Jokowi.

"Saya pikir kalau berpikir secara normatif, [NasDem] enggak dibutuhkan. Tapi enggak hanya dipikirkan secara normatif. Saya mengusung Presiden Jokowi ini tidak dalam pendekatan normatif, tidak linier," ujar Surya seperti yang disiarkan kanal YouTube CNN Indonesia, dikutip Rabu (10/5/2023).

Dia menyatakan NasDem bukan partai baru untuk Jokowi. Pihaknya mendukung Jokowi bukan hanya dari 2019 namun sejak tahun 2014.

Surya mengklaim NasDem mengerahkan seluruh dayanya untuk memenangkan Jokowi pada Pilpres 2014 dan 2019. Oleh sebab itu, tak mungkin mereka tak dukung mantan Gubernur DKI Jakarta itu hingga akhir masa jabatannya sebagai kepala pemerintahan dan negara.

"Mungkin orang yang paling sakit pertama kalau terkena penyakit perut kalau melihat tren yang kurang baik dari elektabilitas Presiden Jokowi ya pasti pribadi saya dan NasDem," ungkapnya.

Dia menjelaskan, NasDem memilih tetap setia, meski belakangan dipinggirkan karena ingin menunjukkan moral politik yang sesungguhnya. NasDem, lanjutnya, mendukung Jokowi tak hanya sekadar untuk kepentingan sesaat.

"Ada moral di sini. Ada value [nilai]. Tidak sekadar pragmatisme. Kawan-kawan yang datang [ke koalisi pemerintahan], baik Golkar, baik Gerindra, maupun PAN, hasil diskusi saya dengan Presiden Jokowi," jelas Surya.

Sebagai informasi, belakangan hubungan antara Jokowi dan NasDem, terutama Surya Paloh, merenggang. Pada awal bulan lalu, saat Jokowi mengundang ketua umum partai politik pendukungnya, Surya Paloh tak diundang. Padahal notabennya NasDem masih tergabung dalam koalisi pemerintahan Jokowi-Maruf Amin.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper