Bisnis.com, SOLO - Viral kediaman Vladimir Putin diserang drone pada malam hari antara Selasa dan Rabu (3/5/2023) waktu setempat.
Menurut laporan BBC, dua kendaraan tak berawak diarahkan ke Kremlin dalan operasi yang Rusia bilang "rencana untuk membunuh Putin."
Jelas saja, serangan ini membuat pemerintah Rusia menuduh Ukraina menjadi dalang dan biang kerok pernyerangan. Akan tetapi, beberapa pihak tak percaya jika ini adalah ulah Ukraina.
Misalnya saa Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken yang melontarkan nada skeptis .
“Saya melihat laporannya. Saya tidak bisa memvalidasinya dengan cara apa pun. Kami hanya tidak tahu," katanya.
Bukan hanya Blinken, Maria Popova, seorang profesor yang berspesialisasi dalam politik pasca-Soviet di Universitas McGill, juga mengatakan dia tidak melihat keuntungan bagi Ukraina untuk melakukan serangan spektakuler di wilayah Rusia.
Baca Juga
Sebab menurutnya, penyerangan yang dilakukan benar-benar kontrapuduktif atas tujuan Ukraina.
Jika Ukraina melakukan penyerangan ini, maka itu hanya akan merugikan mereka yang belakangan mengalami kemunduran di medan perang.
“Itu hanya akan membuat Rusia marah. Itu benar-benar kontraproduktif untuk Ukraina. Mengapa orang Ukraina menginginkan itu?” kata Popova.
Bukan hanya opini, ketidakpercayaan beberapa pihak juga merujuk pada dokumen AS yang bocor.
Dokumen Pentagon yang bocor diketahui sempat mengungkapkan bahwa Amerika Serikat mendesak intelijen Ukraina untuk tidak melakukan serangan di Moskow Februari lalu, pada peringatan satu tahun invasi Rusia.
Di sisi lain, tuduhan Rusia juga masuk akal. Kremlin beberapa minggu ini berhasil merebut beberapa wilayah penting di Ukraina.
Ukraina juga sempat dilaporkan sedang merencanakan serangan balasan dalam beberapa hari atau minggu mendatang yang bertujuan untuk merebut kembali wilayah Ukraina yang diduduki.
Mereka bahkan sudah berani menyerang pelabuhan Sevastopol beberapa waktu lalu.