Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jumlah Gugatan Warga Rusia di Pengadilan Niaga London Capai Rekor Terbaru

Jumlah gugatan warga Rusia di Pengadilan Niaga London mencapai rekor baru selama setahun terakhir meski negara itu tengah berperang.
Bendera Federasi Rusia di Kedutaan Besar Rusia di Washington, Amerika Serikat./Reuters
Bendera Federasi Rusia di Kedutaan Besar Rusia di Washington, Amerika Serikat./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah gugatan warga Rusia di Pengadilan Niaga London mencapai rekor baru selama setahun terakhir meski negara itu tengah berperang dengan Ukraina.

Melansir Reuters, sebuah laporan baru menunjukkan rekor jumlah sanksi orang Rusia itu muncul meski ada perang di Ukraina dan sanksi global. Sedangkan, jumlah penggugat Ukraina merosot hingga nol, pada Kamis (4/5/2023).

Menurut laporan Pengadilan Niaga tahunan oleh konsultan Portland Communications, jumlah penggugat Rusia dalam putusan Pengadilan Niaga melonjak 41 persen menjadi 58 hingga Maret 2023, nomor dua setelah 441 penggugat Inggris.

Pengadilan London tetap menjadi pusat global untuk penyelesaian sengketa komersial dan telah lama disibukkan dengan orang-orang kaya Rusia yang membawa kasus-kasus yang sering berakhir dengan pertempuran.

Adapun pertempuran itu dilakukan untuk mendapatkan kekayaan dan pengaruh setelah jatuhnya Uni Soviet dan memberikan aliran pendapatan yang menguntungkan bagi firma hukum.

Akan tetapi, laporan itu menyampaikan bahwa banyak firma hukum memutuskan hubungan dengan klien Rusia setelah invasi ke Ukraina pada Februari 2022, dan masih dapat mempengaruhi jumlah penggugat Rusia di masa depan.

Sementara itu, Portland yang mengumpulkan data dari 257 putusan, mengatakan 38 individu Rusia dan 19 perusahaan termasuk di antaranya yang terdaftar dalam putusan, termasuk kasus yang melibatkan Bank Otkritie yang terkena sanksi dan seorang pengusaha terkemuka Rusia serta putra-putranya.

Meski begitu, tidak ada penggugat Ukraina yang muncul dalam putusan Pengadilan Niaga sejak Juli 2021, meskipun Ukraina menempati peringkat di antara negara yang paling sering berperkara di tahun-tahun sebelumnya.

Laporan itu menyatakan bahwa invasi tersebut telah memengaruhi kemampuan pihak Ukraina untuk mengakses pengadilan, tetapi mengingat ditundanya pengajuan klaim dan putusan, sehingga masih terlalu dini untuk mengaitkan data tersebut dengan perang.

Sebanyak 60 persen penggugat yang muncul di Pengadilan Niaga tahun lalu berasal dari luar negeri dan menjadi proporsi penggugat internasional tertinggi yang pernah tercatat.

Laporan itu menunjukkan bahwa orang Rusia diikuti oleh orang Amerika Serikat, India, dan Singapura. Direktur Eksekutif kelompok penekan Spotlight on Corruption Susan Hawley mengatakan data tersebut adalah bisnis bagi para penggugat Rusia.

"Ini seharusnya menyebabkan pemerintah berhenti sejenak untuk memikirkan cara-cara di mana pengadilan Inggris telah menjadi taman bermain bagi penggugat asing tanpa pengawasan nyata apakah Inggris harus menjadi tuan rumah bagi beberapa klaim ini," katanya.

Pengadilan Inggris berada di bawah tekanan karena tumpukan kasus yang sangat banyak, sebagian karena pandemi, kekurangan pengacara dan hakim, serta gedung pengadilan yang sudah lama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper