Bisnis.com, JAKARTA - Pasukan Rusia membunuh 21 warga sipil dalam serangan di wilayah Ukraina selatan Kherson pada Rabu (3/5/2023), saat menyerang hypermarket dan stasiun kereta api di wilayah tersebut.
Melansir Reuters, pada Kamis (4/5/2023) Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan sedikitnya 21 orang tewas akibat penembakan. Setidaknya 48 orang juga terluka akibat penembakan itu.
Terpisah, Yevgeny Prigozhin, pemimpin pasukan tentara bayaran Grup Wagner Rusia, mengatakan pada hari Rabu (3/5/2023), bahwa dia yakin serangan balasan yang dijanjikan oleh pasukan Ukraina telah dimulai dan pasukannya mengamati aktivitas yang meningkat di sepanjang garis depan.
Dalam pesan audio yang diterbitkan oleh layanan persnya di media sosial, Prigozhin mengatakan bahwa "fase aktif" serangan balasan akan dimulai dalam beberapa hari mendatang.
Pemerintah Kyiv telah lama menjanjikan serangan balasan untuk mulai merebut kembali wilayah di timur yang dianeksasi Rusia setelah menginvasi pada Februari 2022.
"Saya percaya gerak maju tentara Ukraina telah dimulai ... Kami melihat kemungkinan aktivitas terbesar baik di garis pertahanan maupun di garis depan," kata Prigozhin.
"Oleh karena itu, saya yakin semuanya sudah dimulai. Dan saya yakin semuanya akan memasuki fase aktif dalam waktu dekat. Ini bisa dalam hitungan hari."
Prigozhin kemudian mengatakan pasukannya telah maju sejauh 230 meter (700 kaki) dalam pertempuran yang melanda kota Bakhmut di Ukraina timur. Kota yang hancur, yang pernah menjadi rumah bagi 70.000 jiwa, telah dikepung selama hampir 10 bulan.
Prigozhin mengatakan pasukan Ukraina sekarang terbatas pada area di kota yang hanya seluas 2,64 km persegi. (sekitar satu mil persegi).
Prigozhin mengulangi keluhannya bahwa Moskow mengabaikan permintaannya untuk menambah persediaan peluru.
"Kementerian Pertahanan belum memberi kami amunisi artileri dan kami hanya memiliki sumber daya untuk beberapa hari," kata Prigozhin.
"Mereka mengabaikan semua permintaan dari Wagner."