Bisnis.com, JAKARTA - Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Sebby Sambom menyampaikan pesan bahwa pihaknya melakukan serangan pada Sabtu (15/4/2023), sebagai aksi balas dendam terhadap pasukan TNI-Polri yang menyerang warga sipil pada 23 Maret 2023.
Melansir Reuters, Senin (17/4/2023), Sambom menegaskan, bahwa akibat serangan terhadap warga sipil itu, maka pihaknya mulai membalas dendam.
“TNI dan Polri menyerang warga sipil pada 23 Maret. Karena itu pasukan TPNPB menyatakan akan membalas dendam dan itu sudah dimulai," kata Sambom seraya menambahkan bahwa pertempuran masih berlanjut pada Minggu (16/4/2023).
Berikut rangkuman berita kontak senjata aparat TNI-Polri dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua atau Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB):
Penyanderaan Pilot Susi Air
Sebelumnya, pada Februari 2023, KKB Papua menculik pilot Susi Air asal Selandia Baru Philip Mehrtens. Kelompok itu awalnya menuntut pemerintah Indonesia mengakui kemerdekaan Papua, tetapi mengatakan kepada Reuters bulan ini bahwa mereka siap untuk membatalkan permintaan itu dan mencari dialog.
"Kami meminta pemerintah Indonesia dan Selandia Baru untuk membebaskan para sandera melalui negosiasi damai," kata Sambom dalam pesan yang direkam pada Minggu (16/4/2023).
Namun, juru bicara militer di Papua, Herman Taryaman, membantah tuduhan serangan pada Maret terhadap warga sipil, dan mengatakan pasukan keamanan melindungi warga sipil yang diusir oleh pemberontak.
KKB Klaim Bunuh 9 Anggota TNI-Polri
KKB Papua mengklaim telah membunuh sembilan personel TNI-Polri pada serangan Sabtu (15/4/2023), setelah pihak Jakarta tidak menanggapi permintaan negosiasi.
Adapun, pihak TNI pada Minggu (16/4/2023), dalam keterangan resminya mengatakan satu tentara tewas dalam serangan pada Sabtu (15/4/2023).
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda (Laksda) Julius Widjojono mengatakan, bahwa tentara lain dibubarkan ke beberapa lokasi dalam pencarian pilot Susi Air yang ditangkap KKB Papua, Phillip Mehrtens, dan mereka mengalami kesulitan komunikasi karena cuaca buruk.
"Sampai pukul 14.03 WIB informasi yang kami dapat satu meninggal dunia. Kami belum mendapat informasi lain karena sulit untuk menjangkau daerah tersebut, apalagi dengan cuaca yang tidak menentu," kata Julius saat ditanya tentang kondisi tersebut. jumlah korban yang lebih tinggi, Minggu (16/4/2023).
Julius mengimbau seluruh pihak untuk menerima informasi resmi dari Puspen TNI, termasuk tidak langsung mempercayai informasi mengenai adanya enam prajurit TNI yang gugur dalam insiden di Nduga tersebut.
"Sekali lagi, saya mohon untuk mengambil informasi dari kami agar tidak simpang siur," kata dia.