Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usul Bentuk Kelompok Menengahi Konflik Rusia-Ukraina, Presiden Brasil Kecam AS dan UE

Presiden Brasil mengusulkan pembentukan kelompok negara yang tidak terlibat dalam perang Rusia-Ukraina untuk menengahi konflik.
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva/Bloomberg
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mengusulkan pembentukan kelompok negara yang tidak terlibat dalam perang Rusia-Ukraina untuk menengahi konflik dan mencapai perdamaian pada Minggu (16/4/2023).

Lula da Silva mengatakan bahwa dia telah membahas masalah tersebut dengan Presiden China Xi Jinping pada awal pekan ini.

"Saya pikir kita perlu duduk di meja dan berkata, sudah cukup, mari kita mulai bicara karena perang tidak pernah membawa dan tidak akan pernah membawa manfaat apapun bagi umat manusia," kata Lula, seperti dilansir dari CNA, pada Senin (17/4/2023).

Dia mengkritik Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) atas peran mereka dalam konflik yang berlarut-larut di Ukraina.

Saat dia menyelesaikan perjalanan ke Asia, Lula mengatakan bahwa dia sedang berusaha mengumpulkan sekelompok pemimpin yang lebih suka berbicara tentang perdamaian daripada perang.

Dia mengutip Xi Jinping dan Presiden Uni Emirat Arab, Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, yang keduanya ditemuinya pada pekan ini.

Sebelumnya, Lula mengatakan bahwa kelompok tersebut harus mengumpulkan negara-negara yang tidak mendorong terjadinya perang.

Selain itu, dia menekankan bahwa negara-negara yang memasok senjata ke negara berkonflik harus diyakinkan untuk berhenti melakukannya.

AS dan Uni Eropa telah memberi Ukraina senjata dan dukungan lain sejak Rusia menginvasi negara tetangga itu lebih dari setahun yang lalu. Sementara itu, Jerman dilaporkan juga meminta Brasil untuk memasok senjata, tetapi Lula menolak, pada awal tahun ini.

Lula mengulangi bahwa keputusan untuk memulai perang telah dibuat oleh dua negara, dan Ukraina juga berperan dalam hal itu.

Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa pembentukan kelompok negara ini akan lebih sulit karena lebih banyak negara yang perlu dibujuk.

"Kami mencoba untuk membentuk sekelompok negara yang tidak terlibat dalam perang untuk berbicara dengan Rusia dan Ukraina, tetapi juga AS dan UE, untuk meyakinkan orang bahwa perdamaian adalah cara terbaik untuk membangun proses percakapan," lanjutnya.

Lula menelepon Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada awal tahun ini. Dia juga akan menjamu Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Brasil pada Senin (17/4/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper