Bisnis.com, JAKARTA - Berdasarkan data dokumen intelijen yang bocor menunjukkan bahwa total korban perang Ukraina Vs Rusia mencapai 354.000.
Dokumen intelijen Amerika Serikat (AS) yang bocor menunjukkan bahwa hingga 354.000 tentara Ukraina dan Rusia telah terbunuh atau terluka sejak awal invasi skala penuh, Reuters melaporkan pada 12 April.
Menurut Reuters, dokumen tersebut menyatakan bahwa antara 15.500-17.500 tentara Ukraina tewas dan 109.000-113.500 terluka dalam aksi.
Rusia diyakini total mencapai 35.500-43.000pasukan yang tewas dalam aks9 pertemuran dan 154.000-180.000 terluka.
Sementara itu, baik militer Ukraina maupun Rusia tidak memberikan informasi yang jelas tentang jumlah korban mereka.
Menurut Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina, Rusia telah kehilangan 180.050 tentara di Ukraina sejak awal invasi skala penuh pada 24 Februari tahun lalu.
Dokumen yang dikutip oleh Reuters juga menunjukkan bahwa intelijen AS menganggap perang memiliki potensi berlarut-larut hingga melewati tahun 2023.
Mengingat bahwa pasukan Ukraina dan Rusia dianggap memiliki kesinambungan pertempuran "moderat".
Dokumen-dokumen itu adalah bagian dari kebocoran file rahasia militer dan intelijen AS yang lebih besar yang pertama kali muncul di jaringan media sosial Discord.
Menyusul kebocoran tersebut, Pentagon mengumumkan bahwa pihaknya telah meluncurkan penyelidikan terhadap sumber kebocoran tersebut.
Menurut laporan Kyiv Independent, Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov berbicara tentang kebocoran intelijen selama kunjungan ke Spanyol pada 12 April 2023.
Ia mengakui bahwa ada "campuran" informasi antara yang benar dan salah yang terkandung di dalamnya. Namun, menurut Reznikov, informasi sebenarnya sudah ketinggalan zaman.