Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Angkatan Udara Rusia Diminta Identifikasi Drone AS yang Terbang di Atas Laut Hitam

Pilot Angkatan Udara Rusia Mayor Jenderal Vladimir Popov mengatakan pasukannya diminta untuk mengidentifikasi drone MQ-9 AS yang terbang di atas Laut Hitam.
Angkatan Udara Rusia Diminta Identifikasi Drone AS yang Terbang di Atas Laut Hitam. Drone atau kendaraan udara tak berawak (UAV)./Istimewa
Angkatan Udara Rusia Diminta Identifikasi Drone AS yang Terbang di Atas Laut Hitam. Drone atau kendaraan udara tak berawak (UAV)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Pilot Angkatan Udara Rusia Mayor Jenderal Vladimir Popov mengatakan bahwa pasukannya diminta untuk mengidentifikasi drone MQ-9 AS yang terbang di atas Laut Hitam, pada Rabu (15/3/2023). 

Dia mengatakan bahwa identifikasi itu dilakukan karena pesawat nirawak atau drone tersebut telah melanggar batas zona ekonomi eksklusif Rusia.

“Ketika drone terbang di zona seperti itu [kawasan ekonomi eksklusif Rusia], terutama tanpa tanda pengenal, kami diharuskan mengidentifikasinya sebagai target udara,” katanya sebagai ahli penerbangan. 

Popov mengatakan bahwa drone MQ-9 yang jatuh di Laut Hitam itu memiliki panjang sekitar 11 meter dan panjangnya sebanding dengan pesawat terbang, serta sangat sulit untuk mengidentifikasinya. 

“Kita tidak boleh beranggapan sebelum mengetahui apakah ini pesawat pengintai atau yang lainnya, jadi kami perlu memastikannya," lanjutnya, seperti dilansir dari TASS, Rabu (15/3/2023). 

Akan tetapi, dia mengatakan jika drone itu menuju ke perbatasan Rusia, maka pasukannya akan mencegahnya karena melanggar kedaulatan. 

"Jika menurut kami pesawat itu menuju perbatasan kami dan kami ingin mencegahnya, kami mendengungkannya untuk memberi tahu bahwa itu mungkin melanggar ruang kedaulatan kita," ujarnya.

Lebih lanjut, dia menekankan bahwa ada aturan bahwa pesawat atau drone harus menginformasikan niatnya terlebih dahulu saat memasuki zona ekonomi eksklusif. 

“Ini benar, tetapi sayangnya, Barat dan Amerika Serikat telah menyimpang dari aturan ini selama 8-10 tahun terakhir. Izinkan saya mencatat bahwa drone kami tidak terbang di atas perairan Atlantik atau Samudra Pasifik yang dekat dengan eksklusif AS zona ekonomi," kata ahli itu.

Menurutnya, pihak AS akan menyangkal atas kesalahannya dalam insiden drone yang jatuh di Laut Hitam tersebut.

“Saya ingin melihat bagaimana Amerika akan bereaksi, jika drone strategis kami memasuki zona ekonomi eksklusif Alaska atau pantai Pasifik AS. Mereka akan menembak jatuhnya dengan rudal, seperti yang sebelumnya dilakukan dengan balon China," tambahnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper