Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengutuk serangan rudal hipersonik Rusia ke Ukraina. Serangan itu disebut sembarangan dan sengaja menargetkan warga sipil.
Melansir Bloomberg, Jumat (20/3/2023), dia menegaskan bahwa serangan rudal "sembarangan" Rusia di Ukraina dan "penargetan yang disengaja" oleh Kremlin terhadap warga sipil dan infrastruktur energi adalah kejahatan perang.
Adapun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa rentetan rudal "besar-besaran" Rusia telah menewaskan enam orang Ukraina pada Kamis (9/3/2022).
Serangan itu juga memicu pemadaman sementara listrik, panas dan air di beberapa daerah dan kota, Kharkiv di Timur dan Zhytomyr di Barat Kyiv menghadapi “situasi paling sulit, katanya dalam pidato malamnya.
Terpisah, Staf Umum Ukraina mengatakan pasukannya menembak jatuh 34 dari 95 rudal yang ditembakkan selama beberapa hari terakhir, menurut informasi pagi di Facebook.
Diberitakan sebelumnya, rudal hipersonik Kinzhal, senjata paling berharga milik Rusia, menyerang wilayah Ukraina pada Kamis (9/3/2023).
Baca Juga
Serangan tersebut telah menewaskan sekitar 9 warga sipil dan melumpuhkan listrik di wilayah tersebut.
Melansir Reuters, serangan massal ini disebut sebagai gelombang serangan pertama Rusia sejak negara tersebut terakhir kali meluncurkan serangan pada pertengahan Februari lalu.
Serangan ini dilaporkan membentang dari Zhytomyr, Vynnytsia, dan Rivne yang berada di wilayah barat Ukraina hingga ke Dnipro dan Poltava yang ada di Ukraina Tengah.
Kyiv menilai bahwa rudal yang baru saja ditembakkan itu merupakan salah satu rudal jelajah hipersonik Kinzhal, senjata paling berharga milik Rusia.