Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diduga Korupsi, Eks Presiden Peru Castillo Segera Diadili

Jaksa Agung segera mengadili eks Presiden Peru Castillo terkait kasus korupsi setelah Kongres meloloskan gugatan konstitusional pada Jumat (17/2/2023).
Presiden Peru Pedro Castillo keluar dari Kongres setelah upacara pelantikannya, di Lima, Peru 28 Juli 2021. REUTERS/Angela Ponce/File Foto
Presiden Peru Pedro Castillo keluar dari Kongres setelah upacara pelantikannya, di Lima, Peru 28 Juli 2021. REUTERS/Angela Ponce/File Foto

Bisnis.com, JAKARTA - Kongres Peru meloloskan gugatan konstitusional pada Jumat (17/2/2023) terhadap mantan Presiden Pedro Castillo yang digulingkan atas dugaan korupsi. Hal ini sebuah langkah menuju tuntutan yudisial resmi.

Castillo telah ditahan dalam penahanan pra-sidang di Lima sejak pemecatan dan penangkapannya pada 7 Desember 2022, setelah dia mencoba menutup Kongres secara ilegal untuk menghindari pemakzulan atas tuduhan korupsi. Namun, hal ini dibantahnya.

Badai politik telah memicu kerusuhan terburuk di Peru dalam beberapa dekade. Lusinan orang telah tewas dalam bentrokan kekerasan antara pengunjuk rasa dan polisi.

Dengan keputusan Kongres yang meloloskan gugatan konstitusional, memungkinkan Jaksa Agung Patricia Benavides untuk secara resmi menuduh Castillo di hadapan pengadilan Peru.

Selama debat di Kongres, Castillo, melalui pengacaranya Eduardo Pachas, menolak memberikan pembelaan. Pachas hanya mengulangi penolakan Castillo atas korupsi dan penolakan tuduhan bahwa dia adalah anggota organisasi kriminal.

Kongres juga menyetujui pengaduan terhadap dua mantan menteri Castillo yang dituduh terlibat dalam penyuapan terkait pembangunan jembatan dan pembelian bahan bakar untuk perusahaan minyak milik negara Petroperu PETROBC1.LM.

Duduk Perkara

Mahkamah Agung Peru memerintahkan penahanan selama 18 bulan terhadap Castillo usai dimakzulkan dan ditangkap, Kamis (15/12/2022).

Hakim Mahkamah Agung Peru memerintahkan penahanan diperpanjang hingga Juni 2024. Keputusan ini muncul usai permintaan jaksa penuntut umum untuk menahan eks presiden itu dikabulkan.

Castillo dianggap berisiko melarikan diri setelah mencoba mencari suaka di kedutaan Meksiko di Lima. Sebelumnya, pengadilan Peru menolak permohonan pembebasan Castillo.

Pada 7 Desember 2022, polisi menangkap Castillo tak lama setelah parlemen memakzulkan pemimpin berhaluan kiri itu. Setelah ditahan Castillo sempat bersumpah kepada pengadilan tak bakal menyerah atas jabatannya.

Gejolak di pemerintah Peru bermula ketika Castillo mengumumkan bakal membubarkan Kongres dan membentuk pemerintah darurat. Ia juga menyerukan pemilihan parlemen guna membuat konstitusi baru.

Langkah tersebut memicu pengunduran dari sejumlah anggota kabinetnya. Pejabat tinggi mengecam tindakan Castillo.

Usai dimakzulkan dan ditangkap, kursi presiden diduduki wakil Castillo, Dina Boluarte. Sejak saat itu, demonstrasi meluas di Peru selama beberapa hari. Para pendukung mendesak pengadilan membebaskan Castillo. Mereka juga menganggap pengangkatan Boluarte merupakan permainan kotor.

Para pengunjuk rasa kemudian terlibat bentrok dengan aparat keamanan. Tercatat tujuh orang tewas akibat ditembak petugas.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper