Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cerita Muslim Ukraina Terus Alami Penganiayaan dari Rusia di Krimea

Alim Aliev menggambarkan penganiayaan yang dilakukan Rusia terhadap penduduk asli Muslim Ukraina (Tatar Krimea) di Krimea.
(ki-ka) Profesor Politik Komparatif National University of Kyiv-Mohyla Academy (UKMA) Olexiy Haran, Direktur Departemen Kerjasama Internasional Kadin Ukraina (UCCI) Anna Liubyma, Profesional komunikasi strategis Ukraina Liubov Tsybulska, Wakil Direktur Institut Ukraina dan Perwakilan Delegasi Ukraina Alim Aliev, dan Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin dalam konferensi pers kunjungan delegasi Ukraina ke Indonesia, Jumat (10/2/2023).
(ki-ka) Profesor Politik Komparatif National University of Kyiv-Mohyla Academy (UKMA) Olexiy Haran, Direktur Departemen Kerjasama Internasional Kadin Ukraina (UCCI) Anna Liubyma, Profesional komunikasi strategis Ukraina Liubov Tsybulska, Wakil Direktur Institut Ukraina dan Perwakilan Delegasi Ukraina Alim Aliev, dan Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin dalam konferensi pers kunjungan delegasi Ukraina ke Indonesia, Jumat (10/2/2023).

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Direktur Institut Ukraina dan Perwakilan Delegasi Ukraina Alim Aliev menggambarkan penganiayaan yang dilakukan Rusia terhadap penduduk asli Muslim Ukraina (Tatar Krimea) di Krimea.

Alim mengatakan sejak menginvasi Krimea pada 2014, pihak berwenang Rusia telah melakukan kampanye penganiayaan yang sistematis terhadap rakyat Krimea, yakni memenjarakan rakyat Krimea yang menentang penguasaan Rusia atas dasar tuduhan terorisme dan ekstremisme. 

"Rusia mengklaim diri sebagai sahabat umat Islam. Tetapi korban pertama agresi Rusia di Ukraina adalah para Muslim di Krimea," tutur Alim di Jakarta Selatan, Jumat (10/3/2023).

Menurutnya, Rusia mencoba untuk menghancurkan identitas tatar krimea dengan melarang pemuka agama dan organisasi Islam.

"Ini adalah bukan perang tentang wilayah melainkan perang melawan demokrasi, kemanusiaan, kebebasan, dan identitas." katanya.

Dia menegaskan penting untuk mendorong mekanisme keadilan internasional dan pertanggungjawaban atas kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida yang terjadi di Ukraina.

Selain itu, Profesor Politik Komparatif dari National University of Kyiv-Mohyla Academy (UKMA) Olexiy Haran mengungkapkan bahwa Rusia sampai saa ini masih terus melakukan serangan ke Ukraina. 

Olexiy juga mengaku terus mendapatkan peringatan serangan melalui telepon selulernya.

"Perang ini masih terus berlangsung, lihat saja ini," tuturnya sambil menunjukan bukti teror melalui ponselnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper