Bisnis.com, JAKARTA – Empat delegasi Ukraina mengunjungi Indonesia pada 6-10 Februari 2023. Mereka dijadwalkan melakukan serangkaian pertemuan untuk mempererat hubungan kedua negara.
Adapun delegasi tersebut antara lain Direktur Departemen Kerja Sama Internasional Kamar Dagang dan Industri Ukraina (UCCI) Anna Liubyma, Wakil Direktur Jenderal InstituT Ukraina Alim Aliev, pendiri Pusat Komunikasi Strategis Liubov Tsybulska, dan Profesor Politik Komparatif pendiri Fakultas Ilmu Sosial National University of Kyiv-Mohyla Academy (UKMA) Olexiy Haran.
Anna Liubyma mengungkapkan perdagangan Indonesia-Ukraina bernilai US$1,24 miliar setahun sebelum perang.
"Setelah invasi ilegal Rusia yang tidak beralasan, perdagangan dengan Indonesia hampir sepenuhnya dihentikan. Meskipun adanya pemulihan tetapi semua perdagangan internasional kita akan terus terpengaruh dengan efek merusak pada semua mitra dagang kami melalui harga yang lebih tinggi, termasuk untuk Indonesia," jelas Anna dalam keterangan resminya, dikutip Senin (6/2/2023).
Menurutnya, seluruh bentuk kerja sama akan sepenuhnya pulih jika Rusia mengakhiri blokade lautnya, berhenti membom kawasan pertanian dan industri, serta menarik pasukannya.
Untuk mempercepat pemulihan, Ukraina melihat perspektif yang berkembang di masa perang ini dengan menetapkan tujuan untuk mengembangkan perdagangan dengan mitra internasional seperti Indonesia di berbagai sektor.
Baca Juga
Anna menyadari ada begitu banyak peluang menarik di berbagai sektor untuk bekerja sama dengan Indonesia, termasuk pertanian, TI, pengolahan pangan, farmasi, dan energi.
"Saya akan mengadakan pertemuan dengan para pemimpin bisnis, badan perdagangan, dan kementerian saat berada di Indonesia untuk mengeksplorasi bagaimana kita dapat memperbanyak kerja sama." tutur Anna.
Selama kunjungan tersebut, delegasi juga akan berbagi informasi penganiayaan yang sedang berlangsung terhadap penduduk asli Muslim Ukraina (Tatar Krimea) di wilayah pendudukan Krimea.
Dalam agendanya, delegasi Ukraina akan melakukan diskusi terpisah dengan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Center of Strategic and International Studies. Selain itu, delegasi juga akan mengunjungi Masjid Istiqlal, menggelar kuliah umum di Universitas Indonesia, dan podcast bersama Helmy Yahya.