Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah 3 Tahun, Perayaan Tahun Baru Imlek di China Kembali Normal!

Perayaan Tahun Baru di Imlek kembali ke kondisi sebelum pandemi dengan tempat-tempat wisata penuh sesak oleh warga.
Pejalan kaki di area perbelanjaan Najing East Road selama liburan Tahun Baru Imlek di Shanghai, China, Selasa, (24/1/2023). Bloomberg/Qilai Shen.
Pejalan kaki di area perbelanjaan Najing East Road selama liburan Tahun Baru Imlek di Shanghai, China, Selasa, (24/1/2023). Bloomberg/Qilai Shen.

Bisnis.com, JAKARTA - Perayaan Tahun Baru Imlek di China kembali ke masa sebelum pandemi setelah pemerintah negara itu mengentaskan seluruh pembatasan Covid-19. Setelah tiga tahun berselang, akhirnya tempat-tempat wisata kembali dibanjiri warga saat perayaan tahun baru.

Bioskop pun penuh sesak dan pertunjukan kembang api kembali menerangi langit malam saat China merayakan Tahun Baru Imlek.

Pelepasan pembatasan Covid di China sejak Desember lalu memungkinkan semua orang untuk bepergian dan berbaur dengan bebas dan mengikuti festival paling penting di negara itu untuk pertama kalinya sejak 2019.

Menurut Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, lebih dari 300 juta perjalanan dilakukan selama liburan tahun baru, hampir 90 persen dari tingkat sebelum pandemi.

Nada optimistis mengenai pembukaan ekonomi China menjadi kabar baik bagi administrasi Presiden Xi Jinping yang pada akhir tahun lalu menghadapi kemarahan publik karena pengetatan kebijakan pembatasan yang tanpa toleransi.

Namun demikian, bukan berarti pembukaan pembatasan bebas risiko. Hal itu juga memunculkan risiko gelombang pandemi selanjutnya.

"Permintaan yang terpendam dilepaskan karena banyak orang bergegas ke tempat-tempat wisata, menonton pertunjukan kembang api, dan berkerumun di restoran dan hotel," tulis Ting Lu, kepala ekonom China di Nomura Holdings Inc., dalam sebuah catatan, dikutip dari Bloomberg, Sabtu (28/1/2023).

Sebulan lalu, pemerintah memperkirakan 37 juta orang sehari tertular virus. Namun demikian, masih belum jelas seberapa parah dan meluasnya wabah tersebut.

Pemerintah China menghentikan pengujian universal dan mengubah cara mendefinisikan kematian akibat Covid.

Menurut laporan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit karena penyakit parah atau meninggal akibat Covid telah menurun lebih dari 70 persen dari puncaknya pada awal Januari.

Sementara cuaca ekstrem di beberapa wilayah memperparah lalu lintas, banyak orang tidak gentar dengan tantangan atau risiko wabah Covid terbesar di dunia. Total pemesanan tiket perjalanan terdongkrak empat kali lebih tinggi dari tahun lalu.

Antuasiasme akan pembukaan kembali aktivitas begitu terasa sehingga taman bermain seperti DisneyLand begitu dipadati pengunjung.

Carol Gong, yang berkumpul kembali dengan keluarganya di Shanghai mengaku kunjungannya ke Disneyland dibarengi dengan penuh sesaknya pengunjung lain.

"Sepertinya kami sedang menonton film zombie, ketika orang-orang berbaris dari tumit ke tumit dan bahu ke bahu dalam antrean yang berkelok-kelok," kata Gong, yang menunggu satu jam dalam cuaca beku untuk masuk ke taman hiburan.

Selain itu, pemerintah daerah di seluruh China juga telah menanggalkan pembatasan pada pertunjukan kembang api. Langkah tersebut membebaskan orang-orang di kota-kota termasuk Kunming, Zhengzhou dan Hangzhou untuk merayakan hari raya dengan cara tradisional.

Media regional melaporkan peningkatan permintaan kembang api secara eksponensial. Harga salah satu merek populer, Gatling, melonjak hingga 200 yuan per batang dari hanya 20 yuan sebelum hari raya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper