Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyampaikan bahwa hingga saat ini subvarian Omicron XBB1.5 belum terdeteksi di Indonesia.
"Belum terdeteksi [subvarian XBB1.5] sampai saat ini," ujar Nadia ketika dihubungi, Sabtu (7/1/2023).
Adapun, subvarian XBB1.5 disebut sebagai pemicu utama dari lonjakan kasus yang terjadi di Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data yang dimiliki oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, subvarian baru ini diperkirakan telah mendominasi sekitar 41 persen kasus harian Covid-19 di seluruh wilayah AS.
Para ahli mengatakan, subvarian ini menjadi jenis Virus Corona yang memiliki tingkat penularan tertinggi, jika dibandingkan dengan berbagai subvarian Covid-19 terdahulu. Hal ini lantaran subvarian XBB1.5 memiliki mutasi blok yang mampu meningkatkan kemampuan virus untuk dapat melekat lebih erat ke sel manusia.
Tingginya kemampuan penularan yang dimiliki oleh subvarian XBB1.5, membuat Kemenkes berupaya untuk memperkuat pemeriksaan whole genome sequences (WGS) yang dilakukan di Indonesia. Pemeriksaan tersebut dilakukan guna mengidentifikasi varian baru yang ada di tanah air.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa subvarian XBB1.5 setidaknya telah ditemukan di 29 negara di dunia. Selain AS, subvarian ini dikabarkan juga telah menyebar ke beberapa negara di Eropa.
Bergeser ke Asia, otoritas kesehatan Shanghai mengatakan, dari total 25 sampel XBB yang terdeteksi di kota tersebut, beberapa di antaranya juga dipastikan mengandung subvarian XBB1.5.