Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menyiapkan skema penyemaian garam di udara untuk memecah pertumbuhan awan hujan guna menekan cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi di Jakarta.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, penyemaian garam tersebut merupakan salah satu skema dalam teknik modifikasi cuaca (TMC).
"Dengan pola kompetisi yakni membakar bahan semaian garam dapat mengganggu pertumbuhan awan. Caranya dengan menambah inti kondensasi," katanya dikutip dari Antara.
BPBD DKI Jakarta telah berkoordinasi dengan Wings Udara 1 Skuadron 2 TNI AU, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa ini.
Dari hasil koordinasi itu, TNI AU, kata dia, menyiapkan beberapa jenis pesawat di antaranya pesawat CN-212 yang dapat membawa 800 kilogram bahan semaian garam dengan teknik penyebaran dilakukan secara manual.
Sedangkan, jenis pesawat Cassa dapat memuat 2,4 ton garam yang membutuhkan waktu dua jam untuk mempersiapkan semaian garam ke dalam bentuk konsul dan jenis pesawat Hercules dapat memuat minimal 5 ton bahan semaian.
Baca Juga
Untuk waktu pelaksanaannya, menurut Isnawa pagi hari hingga sekitar pukul 17.00 WIB, dengan hasil efektif akan terjadi dalam 4-15 jam ke depan.
Meski begitu, lanjutnya, TMC baru dapat dilaksanakan di Jakarta apabila sudah ada penetapan status siaga darurat oleh kepala daerah.
Selain penyemaian garam, lanjut dia, teknik kedua yakni membuat premat awan hujan untuk mencegah masuk ke wilayah Jakarta sehingga menjadi luruh dan hujan yang terjadi hanya sekadar gerimis.
BPBD DKI Jakarta juga telah menyiagakan risiko bencana hidrometeorologi dengan melakukan sejumlah upaya di antaranya pendistribusian sarana dan prasarana pendukung penanganan banjir di setiap kelurahan rawan banjir.
Selain itu, memastikan kesiapan posko siaga bencana dan lokasi-lokasi pengungsian berikut kelengkapan pendukung di tingkat kota/kabupaten administrasi, kecamatan dan kelurahan untuk siaga dan dapat diaktifkan saat terjadi bencana.
Kemudian, menyiagakan 267 personel petugas penanggulangan bencana/TRC di seluruh kelurahan di Jakarta sebagai upaya percepatan koordinasi dan penanganan bencana.
Beda pendapat BRIN dan BMKG
Sebelumnya, BRIN dan BMKG memberikan prediksi yang berbeda tentang cuaca ekstrem yang bakal melanda di Jakarta.
Peneliti klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr Erma Yulihastin melalui twitter pribadinya @EYulihastin menyebutkan akan ada hujan ekstrem dan badai, berdasarkan data sistem peringatan dini bencana berbasis satelit, Sadewa.
"Siapapun anda yang tinggal di Jabodetabek dan khususnya Tangerang atau Banten, mohon bersiap dengan hujan ekstrem dan badai dahsyat pada 28 Desember 2022," ucapnya di twitter.
Da menuliskan bahwa badai dari laut akan berpindah ke darat melalui dua jalur yakni dari barat melalui angin baratan yang membawa hujan badai dari laut dan dari utara melalui angin permukaan yang kuat.
Dari sistem peringatan dini itu ia mengkaji bahwa wilayah Banten dan Jakarta serta Bekasi akan menjadi lokasi sentral badai tersebut yang diperkirakan mulai sejak siang hingga malam hari pada 28 Desember 2022.
Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto badai dahsyat di wilayah aglomerasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) tidak akan terjadi.
"Prakiraan cuaca pada 28 Desember 2022 pada umumnya adalah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat namun bukan badai," kata Guswanto dalam keterangannya, dikutip Selasa (27/12/2022).
Guswanto mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan memperbaharui informasi melalui kanal-kanal resmi BMKG, namun tetap waspada dengan segala potensi bencana hidrometeorologi jelang akhir tahun.
"BMKG mengimbau masyarakat agar mewaspadai dampak dari potensi cuaca ekstrem ini yaitu adanya potensi bencana hidrometeorologis," katanya.
Dia menyebutkan hujan masih terjadi dengan intensitas sedang hingga lebat bahkan sangat lebat hingga awal Januari 2023. Menurutnya peningkatan curah hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat berpotensi terjadi pada tanggal 30 Desember 2022.
Selain di Jakarta, BMKG juga memperkirakan cuaca ekstrem akan terjadi di beberapa wilayah Indonesia karena adanya awan culunimbus.
Berikut perincian wilayah yang akan mengalami cuaca buruk sekitar sepekan ke depan menurut BMKG
28 Desember
Adapun untuk 28 Desember wilayah berisiko mengalami cuaca ekstrim yakni jalur penerbangan di atas Aceh, Bengkulu, Selat Sunda, Perairan Selatan Jawa, Banten, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur.
Kemudian, Bali, NTB, NTT, Laut Jawa, Sulsel, Laut Banda, Teluk Cendrawasih, laut arafuru, Papua.
29 Desember 2022
Sedangkan untuk tanggal 29 Desember yang berisiko yakni wilayah jalur penerbangan di atas pesisir barat Sumatra, Bengkulu, Sumsel, Bangka Belitung, Selat Sunda, Perairan Selatan Jawa, Banten, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, dan NTB.
Kemudian Kalsel, Kaltim, Laut Jawa, Selat Malaka, Sulsel, Makassar, laut Banda, laut arafuru, Papua.
30 Desember 2022
Jalur penerbangan di atas pesisir barat Sumatra, Bengkulu, Sumsel, Selat Sunda, Perairan Selatan Jawa, Banten, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, NTT dan NTB.
Kemudian Laut Jawa, Selat Makassar, laut Banda, Laut Flores, dan Laut Sulawesi
31 Desember 2022
Jalur penerbangan di atas Bengkulu, Bengkulu, Sumsel, Selat Sunda, Perairan Selatan Jawa,
Banten, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, NTT dan NTB.
Kemudian Laut Jawa, Laut Bali, Laut Flores, laut arafuru, Papua.
1 Januari 2023
Jalur penerbangan di atas Bengkulu, Bengkulu, Selat Sunda, Perairan Selatan Jawa,
Banten, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, NTT dan NTB.
Kemudian Laut Jawa, Laut Bali, Laut Flores, laut Banda, laut Arafuru
2 Januari 2023
Jalur penerbangan di atas Bengkulu, Bengkulu, Perairan Selatan Jawa Tengah hingga NTB.
Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, NTT dan NTB.
Kemudian Laut Jawa, Laut Bali, Laut Flores, laut Banda, laut Arafuru.