Bisnis.com, JAKARTA – Kekuatan tentara Rusia semakin melemah di bulan kesembilan agresinya ke Ukraina. Sejumlah pasukan berhasil dipukul mundur Ukraina, sedangkan upaya perebutan kendali di wilayah Ukraina tak membuahkan hasil.
Dilansir dari Aljazeera pada Kamis (27/10/2022), pasukan Ukraina semakin memukul mundur tentara Rusia di wilayah selatan dan timur. Warga sipil Ukraina juga terus menepis serangan drone drone bunuh diri Shahed-136 yang diduga disuplai oleh Iran.
Sementara itu, anggota parlemen Amerika Serikat dan presiden Prancis mengirimkan sinyal yang beragam terhadap upaya mereka mereka untuk terus mendukung Ukraina.
Pekan lalu, pasukan Rusia menyerang wilayah Bakhmut di wilayah timur namun tidak berhasil menembus pertahanan pasukan Ukraina. Di wilayah Luhansk, pasukan Ukraina dilaporkan merebut jalan raya yang menghubungkan Kreminna ke Svatove, dua kota yang membuka jalan ke Starobilsk yang menjadi pusat logistik utama.
Upaya pasukan Rusia untuk merebut kembali kendali di Kharkiv tidak berhasil. Pasukan Ukraina mengatakan mereka sekarang telah merebut kembali 544 pemukiman di wilayah tersebut, sementara hanya 32 pemukiman yang tersisa di bawah pendudukan Rusia.
Titik panas pertempuran kini berpindah ke wilayah Kherson, di mana pasukan Rusia dilaporkan telah mengumpulkan 45 kelompok taktis batalyon, dan tindakan besar berikutnya diperkirakan akan dilakukan.
Baca Juga
Angkatan Bersenjata Ukraina melaporkan pasukan Rusia menyiapkan ranjau darat di penyeberangan dan jembatan di seberang Sungai Dnieper dengan harapan serangan balik Ukraina.
“Unit-unit teknis dan pencari ranjau dari pasukan pendudukan Rusia menanam ranjau [tepi timur Sungai Dnieper], menyisakan jalan kecil untuk jalur mundur pasukan mereka dari tepi kanan,” kata Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina.
Staf tersebut mengatakan Rusia telah mengirim 2.000 personel untuk mengawasi evakuasi dokter, guru, dan bankir dari wilayah Kherson barat.
Kantor berita Rusia Tass melaporkan bahwa pasukan sedang mempersiapkan kota Kherson untuk pertempuran jalanan. Pihak berwenang Rusia di Kherson juga mengevakuasi dokter, guru, dan bankir dari wilayah yang lebih luas.
"Semua warga sipil Kherson harus segera meninggalkan kota, semua departemen dan kementerian administrasi sipil hari ini harus menyeberang ke tepi kiri Dnieper," kata administrasi pendudukan kota dalam sebuah pesan di saluran Telegram pada 22 Oktober.
Sampai saat ini, sekitar 70.000 orang telah meninggalkan Kherson. Ukraina mengatakan evakuasi digambarkan sebagai deportasi paksa ke Rusia atau wilayah pendudukan lain.
Kepala intelijen Ukraina Kyrylo Budanov mengatakan kepada Pravda Ukraina bahwa dia yakin kota Kherson mungkin akan dikuasai Ukraina pada akhir tahun ini.
Serangan balasan 29 Agustus telah merebut kembali wilayah seluas 500 km persegi wilayah tersebut, dan persiapan Rusia sekarang tampaknya terfokus pada pertahanan.
Sementara itu, intelijen militer Ukraina melaporkan bahwa Rusia menyiapkan bahan peledak di ruang mesin bendungan pembangkit listrik tenaga air Kakhovka di Sungai Dnieper.
Institute for the Study of War mengatakan pasukan Rusia kemungkinan akan meledakkan bendungan untuk menutupi mundurnya mereka.
Budanov mengatakan meledakkan sebagian bendungan akan membanjiri Kherson barat dan menunda kemajuan Ukraina selama dua pekan , terutama karena bendungan itu akan berhenti berfungsi sebagai jembatan dan arteri transportasi.