Bisnis.com, JAKARTA - Universitas Negeri Semarang (Unnes) menganugerahkan gelar doktor kehormatan atau honoris causa kepada Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko.
Penganugerahan gelar tersebut diselenggarakan dalam sidang senat terbuka di kampus tersebut, Sabtu (22/10/2022).
Martono, Wakil Rektor I Universitas Negeri Semarang (Unnes) S. Martono mengatakan, pihaknya menganugerahkan gelar tersebut kepada Moeldoko karena merupakan tokoh nasional, memiliki karya luar biasa dalam pengembangan disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat, kemanusiaan dan karya yang dihasilkan berdampak luar bagi masyarakat.
“Moeldoko menggagas inovasi pembedayaan sumber daya Indonesia dalam menghadapi tantangan global dengan model interaktif, dokumentasi wawancara dan observasi. Selain itu, dia juga mendukung ketahanan dan kemnadirian di bidang pangan energi dan SDM hadapi krisis dan tantangan global. Pangan ini jadi isu strategis karena krisis pangan dihadapi tiap negara,” ucapnya.
Moeldoko, tuturnya, menawarkan inovasi mengganti tanaman gandum dengan sorgum agar dapat dijadikan alternatif untuk mengatasi permasalahan pangan di setiap wilayah.
Hal ini untuk menghindarkan Indonesia dari ketergantungan kebijakan larangan ekspor gandum yang berkepanjangan dari sejumlah negara produsen seperti India, Afghanistan Serbia dan Ukraina.
Baca Juga
Adapun, gagasan inovatif program pemberdayaan sumber daya Indonesia, Moeldoko dinilai mendorong inovasi dalam bidang energi listrik yakni pengembangan kendaraan listrik ini dalam rangka memanfaatkan momentum untuk melakukan lompatan besar bangsa Indonesia menjadi bagian negara maju.
“Saat ini Indonesia tidak akan bisa mengejar kemajuan bangsa Jepang dan Eropa namun momentum kesadaran bersama atas energi alternatif dalam transportasi harus dimanfaatkan untuk lompatan pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia,” ujar Martono.
Moeldoko dinilai telah merumuskan sebuah konsep yang dinilai sebagai resep berani dari seorang pemimpin dengan langkah strategis tiga jenis kompetensi yaitu persaingan kekuasaan, persaingan pelayanan publik dan persaingan pasar secara efisien.
Konsep ini dinilai bisa berkontribusi pada upaya membangkitkan manusia Indonesia yang tangguh guna menjawab tantangan nasional dan global.