Bisnis.com, JAKARTA -- Angkatan Bersenjata Federasi Rusia terus menyerang fasilitas komando militer dan sistem energi Ukraina menggunakan rudal jarak jauh dengan tingkat presisi yang cukup tinggi.
Sementara itu pertempuran sengit tampaknya terjadi di sekitar Sungai Zhebets. Ukraina mencoba menerobos garis pertahanan Rusia di wilayah tersebut. Namun, menurut klaim pihak Kremlin, serangan itu berhasil dihancurkan oleh tembakan artileri dari pasukan Rusia.
“Musuh terlempar kembali ke posisi semula. Lebih dari 40 prajurit Ukraina, dua kendaraan tempur lapis baja dan tiga truk pickup hancur,” demikian laporan pihak Rusia yang dikutip, Jumat (21/10/2022).
Selain di Sungai Zhebets, Ukraina juga mencoba menerobos pertahanan Rusia di wilayah Kherson. Pasukan Ukraina terdiri dari tiga batalion, termasuk satu batalion tank. Pasukan Kyiv sempat menembus garis pertahanan Rusia.
Namun situasi akhirnya berubah setelah pasukan tank Rusia melakukan penyergapan. “Ukraina menderita kekalahan yang signifikan. Posisi di sepanjang garis depan pertahanan telah sepenuhnya pulih,” imbuh laporan tersebut.
“Lebih dari dua ratus personel militer Ukraina, 14 tank, 16 kendaraan tempur lapis baja dan 7 kendaraan dihancurkan per hari. Sebagai piala, dua tank, satu kendaraan tempur infanteri dan unit pembersihan ranjau UR-77 ditangkap. Delapan belas prajurit Ukraina menyerah.”
Baca Juga
Pertempuran di berbagai garis pertempuran terus terjadi secara sporadis. Baik pihak Rusia maupun Ukraina belum menunjukkan niat untuk mengakhiri konflik dua negara serumpun tersebut. Rusia justru semakin memperluas cakupan serangan. Pusat komando militer hingga fasilitas energi Ukraina menjadi sasaran utama.
Rusia mengklaim secara total, sejak awal operasi militer khusus, telah menghancurkan 324 pesawat, 162 helikopter, 2.296 kendaraan udara tak berawak, 383 sistem rudal anti-pesawat, 5.926 tank dan kendaraan tempur lapis baja lainnya, 874 kendaraan tempur peluncur roket ganda, 3.511 artileri lapangan dan mortir, serta 6.665 unit kendaraan militer khusus Ukraina.