Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menegaskan, bahwa momentum Presidensi G20 menaikkan posisi Indonesia sebagai mitra potensial untuk berkolaborasi dalam riset dan inovasi.
“Kita ingin memanfaatkan momentum ini untuk menaikkan posisi indonesia sebagai mitra potensial, kolaborasi untuk riset dan inovasi kedepan bagi negara-negara utama G20 itu,” ujar Laksana saat konferensi pers “BRIN Dukung Presidensi G20 Indonesia” pada Rabu (19/10/2022).
“Kita ingin lebih menjual posisi Indonesia sebagai negara yang besar dengan geografi yang besar, nomor satu bahkan jika digabung dengan yang di laut, Indonesia menjadi yang kedua setelah Australia kalau untuk daratan,” lanjutnya.
Pada perhelatan Presidensi G20, BRIN akan menjadi tuan rumah dalam serangkaian kegiatan yang digelar di Jakarta pada 27-28 Oktober 2022.
Pada Presidensi G20 terdapat Research and Innovation Initiative Gathering (RIIG), yang diadakan sebanyak tiga kali di Jakarta pada 27 Oktober 2022.
“RIIG akan diselenggarakan sebanyak tiga kali, untuk yang pertama pada bulan April lalu, kemudian untuk yang kedua pada bulan Agustus, dan yang ketiga akan diselenggarakan pada 27 Oktober 2022 mendatang di Jakarta,” kata Agus Haryono, selaku Chair dari RIIG.
Baca Juga
Kemudian, pada 28 Oktober 2022 akan diadakan RIIM (Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju).
Adapun RIIG 1 membahas topik-topik yang telah disepakati dengan negara-negara G20, termasuk untuk sektor kesehatan, energi dan pangan.
Sementara, RIIG kedua membahas geodiversitas di dunia, soal pendanaan, penggunaan fasilitas bersama negara-negara G20, dan kolaborasi antarnegara G20.
“Pertemuan membahas tentang mekanisme kerja sama dalam geodiversitas di dunia, terkait pendanaan, skema penggunaan fasilitas bersama dan bagaimana kolaborasi antar negara-negara G20,” lanjut Agus.
Setelah itu, akan ada pertemuan intersesi sampai pada pertemuan RIIG ketiga pada 27 Oktober 2022, yang salah satunya membahas deklarasi tingkat menteri, Indonesia akan diwakili oleh BRIN.