Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usut Tragedi Kanjuruhan, Pemerintah Bentuk Tim Pencari Fakta Dipimpin Mahfud MD

Pemerintah secara resmi membentuk tim gabungan independen pencari fakta (TGIPF) guna mengusut tragedi yang menewaskan ratusan orang di Stadion Kanjuruhan. 
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD./Youtube
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD./Youtube

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah secara resmi membentuk tim gabungan independen pencari fakta (TGIPF) guna menindaklanjuti tragedi Stadion Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang. 

Tim yang akan dipimpin secara langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD ini akan mengumumkan anggota tetapnya paling lambat 24 jam setelah pembentukan tim tersebut. 

"Untuk mengungkap kasus atau peristiwa Kanjuruhan, maka pemerintah membentuk tim gabungan independen pencari fakta atau TGIPF yang akan dipimpin langsung oleh Menko Polhukam yang keanggotannya akan ditetapkan paling lama dalam 24 jam ke depan," terang Mahfud di Jakarta, Senin (3/10/2022). 

Adapun Mahfud menjelaskan bahwa keanggotaan TGIPF setidaknya akan melibatkan sejumlah pihak terkait, seperti penjabat kementerian yang terkait, organisasi profesi olahraga sepak bola, pengamat, akademisi, hingga media massa. Tugas yang dimiliki oleh TGIP, kata Mahfud, akan diselesaikan dalam kurun waktu dua hingga tiga pekan ke depan. 

Seperti diketahui, tragedi Stadion Kanjuruhan menewaskan ratusan nyawa. Pemerintah mengklaim setidaknya ada 125 orang tewas. Peristiwa ini menjadi tragedi paling mematikan dalam sejarah dunia sepak bola. 

Berbagai versi kerusuhan ini bermula. Ada versi kerusuhan berawal dari seorang suporter Arema FC yang turun ke lapangan setelah Arema mengalami kekalahan dalam pertandingan dengan Persebaya Surabaya. Suporter itu kemudian mendekati pemain yaitu Sergio Silva dan Adilson Maringa. Belum dapat dipastikan apakah ada kekerasan fisik saat suporter itu mendekati pemain. 

Aksi tersebut kemudian memicu ribuan suporter lain untuk ikut turun ke area lapangan dan turut menyampaikan rasa kekecawaan mereka. Kerusuhan tersebut akhirnya diwarnai oleh aksi lempar melempar berbagai macam benda ke arah lapangan, termasuk flare.  

Sesaat kemudian aparat kepolisian menembakan gas air mata di area lapangan dan tribun Stadion Kanjuruhan. 

Tembakan gas air mata selanjutnya membuat para suporter panik dan berdesakan ke luar stadion. Hal ini yang menjadi pemicu jatuhnya ratusan korban jiwa akibat terinjak-injak hingga sesak nafas. Dilaporkan juga ada dua personel kepolisian yang gugur dalam peristiwa nahas ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper