Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Tuduh AS Lakukan Ribuan Serangan Siber Dalam Beberapa Tahun Terakhir

Badan Tanggap Darurat Virus Komputer Nasional China (CVERC) menuduh Badan Keamanan Nasional AS (NSA) melakukan ribuan serangan siber.
China Tuduh AS Lakukan Ribuan Serangan Siber Dalam Beberapa Tahun Terakhir. Ilustrasi jaringan internet/freepik
China Tuduh AS Lakukan Ribuan Serangan Siber Dalam Beberapa Tahun Terakhir. Ilustrasi jaringan internet/freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Tanggap Darurat Virus Komputer Nasional China (CVERC) menuduh Badan Keamanan Nasional AS (NSA) melakukan ribuan serangan siber berbahaya terhadap target jaringan di China dalam beberapa tahun terakhir.

Secara khusus badan itu menuduh Kantor Operasi Akses Khusus (TAO) NSA menyusup ke Universitas Politeknik Northwestern di kota Xi'an, China. Universitas itu didanai oleh Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China dengan spesialisasi dalam penelitian aeronautika dan ruang angkasa.

CVERC menuduh bahwa TAO menyusup ke jaringan universitas dan mengendalikan puluhan ribu perangkat jaringan termasuk server, router, dan sakelar jaringan.

Dengan menggunakan lusinan senjata siber yang mengeksploitasi kelemahan yang sebelumnya tidak diketahui dalam sistem operasi SunOS, unit tersebut memperoleh akses ke data teknis inti. Akses itu termasuk kata sandi dan operasi perangkat jaringan utama, menurut laporan itu seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (5/9/2022).

Adapun, TAO telah mencuri lebih dari 140 GB data bernilai tinggi dalam beberapa tahun terakhir dan menerima bantuan dari kelompok-kelompok di Eropa dan Asia Selatan, menurut CVERC dalam laporan tersebut. Laporan itu ditulis bersama perusahaan keamanan siber swasta China Qihoo 360.

Kementerian Luar Negeri di Beijing mengutuk dugaan peretasan tersebut dengan mengatakan langkah tersebut sangat membahayakan keamanan nasional China dan keamanan data pribadi pengguna.

"Kami meminta AS untuk memberikan penjelasan dan mendesak mereka untuk segera menghentikan langkah ilegal ini," kata Mao Ning, juru bicara kementerian luar negeri pada konferensi pers reguler.

Sayangnya, pihak NSA tidak segera memberikan komentar.

Pada Juni lalu, pihak berwenang Xi'an mengatakan mereka telah meluncurkan penyelidikan terhadap serangan siber yang dilaporkan di Universitas Politeknik Northwestern yang membawa keunggulan kelompok peretas luar negeri dan elemen yang melanggar hukum.

"Serangan itu menyebabkan risiko yang signifikan dan bahaya tersembunyi untuk pekerjaan normal dan kehidupan di sekolah kami," ujar seorang pejabat keamanan siber universitas.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper