Bisnis.com, SOLO - Masyarakat Indonesia tengah dihebohkan soal kabar Mi Instan yang akan naik hingga tiga kali lipat dalam waktu dekat.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan harga mi instan di dalam negeri berpotensi naik hingga 3 kali lipat seiring dengan tingginya harga gandum dunia yang disebabkan perang Rusia-Ukraina.
Mentan Syahrul mengatakan keadaan pangan di dunia saat ini sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.
Pasalnya, banyak faktor yang mempengaruhi kondisi di sektor pangan, salah satunya adalah perang yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina.
"Jadi hati-hati yang makan mi banyak, dari mi banyak dari gandum besok harganya 3 kali lipat itu, maafkan saya bicara ekstrem saja ini, ada gandumnya tapi harganya akan mahal banget. Sementara kita impor terus mi gitu loh," kata Syahrul dikutip dari Youtube Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Selasa (9/8/2022)
Di pasar saat ini, harga Mie Sedaap dan Indonesia berada di angka Rp2500 hingga Rp3000 ribuan per bungkus.
Harga ini sudah mengalami kenanikkan lebih dari 100 persen sejak tahun 2011 alias 11 tahun yang lalu.
Jika dilihat kembali satu dekade ke belakang, harga Mi Instan pada tahun 2011 berada di angka Rp1100 sampai Rp1500 per bungkus.
Namun yang tak banyak orang tahu, Mi Instan pernah hanya seharga Rp500 perak per bungkusnya.
Itu terjadi pada tahun 1998 hingga tahun 2001 saat Indonesia tengah mengalami krisis moneter.
Bahkan, Indonesia pernah menjual Mi Instan dengan harga subsidi pada tahun tersebut seharga Rp250 perak saja.
Di sisi lain, menurut Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Faisal Rachman menyampaikan, naiknya harga mi instan berpotensi mengerek inflasi.
Sebab setiap kenaikan 10 persen harga mi, bakal menyumbang inflasi sekitar 0,03-0,07 ppt.