Bisnis.com, JAKARTA — Koordinator Humas RSDC Wisma Atlet Kemayoran Mintoro Sumego memastikan bahwa pihaknya hingga saat ini belum melaporkan adanya penerimaan pasien baru yang berasal dari jemaah haji 2022.
"Untuk saudara-saudara kita yang baru saja melaksanakan ibadah haji alhamdulillah belum ada yang dirawat di RSDC Wisma Atlet. Mudah-mudahan tidak ada juga untuk kedepannya," tutur Mintoro dalam Talkshow Perkembangan Kasus Covid-19 di DKI Jakarta dan Keterisian RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Senin (1/8/2022).
Adapun Mintoro menyebut bahwa perawatan yang tengah diberikan kepada 184 pasien di RSDC Wisma Atlet Kemayoran juga masih didominasi oleh pasien domestik.
Menurut Mintoro, pasien pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) yang dirawat di RSDC Wisma Atlet Kemayoran hanya berkisar antara 20 persen dari total pasien secara keseluruhan.
"Hari ini kita menerima 15 pasien baru, 11 adalah pasien dengan penularan dari transmisi domestik dan 4 adalah PPLN dari Malaysia, Arab Saudi, dan Turki," jelas Mintoro.
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, RSDC Wisma Atlet Kemayoran masih melakukan perawatan terhadap 184 pasien Covid-19 hingga Senin (1/8/2022). Mintoro memerinci, ke-184 pasien tersebut terdiri dari 157 pasien simptomatik atau gejala ringan, 22 pasien simptomatik komorbid, dan 5 kasus konfirmasi asimptomatik.
Berdasarkan data tersebut, maka diketahui bahwa persentase keterisian tempat tidur atau bed occupation rate (BOR) di RSDC Wisma Atlet Kemayoran untuk saat ini ialah sebesar 4,84 persen dari kapasitas total tempat tidur yang ada, yakni sebanyak 3.801 buah.
Di sisi lain, Mintoro menuturkan bahwa pihaknya justru mencatat adanya penurunan jumlah pasien di RSDC Wisma Atlet Kemayoran selama puncak gelombang Omicron subvarian BA.4 dan BA.5 yang sebelumnya diprediksikan akan terjadi pada minggu ketiga Juli 2022.
Menurutnya, penurunan tersebut terjadi karena pasien yang terinfeksi Covid-19 varian Omicron itu merasakan gejala yang lebih ringan jika dibandingkan dengan gejala yang muncul akibat varian Delta.
"Lebih banyak masyarakat yang melakukan isolasi mandiri, mungkin karena pasien tersebut memiliki tempat dan mengalami gejala yang lebih ringan jika dibandingkan dengan varian Delta."