Bisnis.com, JAKARTA – Dalam tradisi Jawa, malam 1 Suro kerap dianggap sebagai malam keramat yang teramat sakral. Kesakralan malam 1 Suro bahkan dipercaya akan mendatangkan petaka bagi siapa saja yang melanggar beberapa pantangan yang telah mengakar kuat tersebut.
Kata Suro dipercaya berasal dari Bahasa Arab, yakni “asyura” yang berarti “sepuluh” yang mengacu pada tanggal 10 bulan Muharram. Di tanah Jawa, kata Suro menjadi lebih mengakar jika dibanding dengan Muharam, lantaran masyarakat muslim percaya bahwa hari ke-10 bulan Muharam bagi masyarakat islam memiliki makna yang sangat dalam. Karena hal itulah kata “Suro” akan lebih santer didengar.
Dalam kalender Jawa, bulan Suro jatuh bertepatan dengan datangnya bulan Muharam. Hal tersebut tak lain lahir saat Sultan Agung memulai kalender Jawa pada 1 Suro tahun Alip 1555 yang pada saat itu bertepatan pada tanggal 1 Muharam 1043 Hijriah.
Sejak saat itulah kalender Jawa mulai eksis menggantikan kalender Saka milik para umat Hindu. Masyarakat Jawa percaya bahwa bulan Suro menjadi saat yang paling tepat bagi seorang pribadi untuk melakukan introspeksi diri yang dilakukan dengan tidak tidur semalaman, tak berbicara selama melakukan tapa bisu dan melakukan tirakat lainnya seperti berpuasa.
Apabila ritual yang dianjurkan tersebut dilakukan, hal itu dipercaya akan mendatangkan keuntungan. Namun sebaliknya, apabila seseorang melanggarnya maka dipercaya tindakannya tersebut akan mendatangkan kesialan.
Simak 4 pantangan yang dipercaya kuat untuk tidak dilakukan selama bulan Suro.
1. Dilarang Berbicara Saat Melakukan Tapa Bisu
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, malam 1 Suro dipercaya menjadi saat yang tepat untuk melakukan introspeksi diri dengan berkaca dan melakukan refleksi diri dengan melakukan tapa bisu yang dibarengi dengan ritual mengelilingi benteng keraton.
2. Bepergian Keluar Rumah
Masyarakat Jawa percaya bahwa bepergian keluar rumah pada malam 1 Suro merupakan ide yang buruk. Lantaran, mereka yang bepergian pada malam ini dipercaya akan dibuntuti dengan kesialan.
3. Pindah Rumah
Tradisi Jawa memiliki kepercayaan bahwa terdapat hari baik dan hari buruk. Mengacu pada hal tersebut, malam 1 Suro menjadi salah satu hari buruk apabila seseorang hendak berpindah rumah, karena dikhawatirkan akan mendatangkan kesialan dan malapetaka.
4. Mengadakan Hajatan (Pesta Pernikahan)
Sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa orang tua Jawa biasanya tidak akan menikahkan anaknya di bulan Suro. Hal tersebut karena kepercayaan mereka yang mengatakan bahwa mengadakan pesta pernikahan di bulan Suro bukanlah waktu yang tepat.
Itulah keempat mitos terkait pantangan dan hal yang tidak boleh dilakukan di bulan Suro atau Muharam. Mitos tersebut lahir dari anggapan bahwa bulan Suro merupakan bulan yang agung dan mulia yang dipercaya sebagai bulan milik sang pencipta Gusti Allah sang maha agung.
Karena kemuliaan bulan ini, masyarakat Jawa percaya bahwa tidaklah sepatutnya manusia yang notabennya merupakan seorang hamba yang lemah dan tidak terlalu kuat untuk menyaingi kemuliaan bulan milik sang Gusti Allah yakni bulan Suro dengan melakukan hajat-hajat besar seperti bepergian, pindah rumah, hingga melaksanakan pernikahan di bulan Suro.