Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Gas, Jerman Matikan Lampu dan Perusahaan Listrik Terancam Bangkrut

Sejumlah kota di Jerman mulai memadamkan lampu layanan publik, mematikan air mancur, menggunakan air dingin di kolam renang dalam menghadapi krisis gas.
Pejalan kaki melewati patung wajah Karl Marx di Chemnitz, Jerman/ Bloomberg - Krisztian Bocsi
Pejalan kaki melewati patung wajah Karl Marx di Chemnitz, Jerman/ Bloomberg - Krisztian Bocsi

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah kota di Jerman mulai memadamkan lampu layanan publik, mematikan air mancur, terpaksa menggunakan air dingin di kolam renang dan gedung olahraga saat negara tersebut mengurangi konsumsi energi dalam menghadapi ancaman krisis gas dari Rusia.

Hanover di barat laut Jerman pada hari Rabu  (27/7/2022) menjadi kota besar pertama yang mengumumkan langkah-langkah penghematan energi, termasuk mematikan air panas di kamar mandi di gedung-gedung dan pusat rekreasi.

Gedung-gedung di Ibu Kota negara bagian Lower Saxony hanya akan dipanaskan mulai 1 Oktober hingga 31 Maret pada suhu kamar tidak lebih dari 20 derajat C (68 derajat F), dan melarang penggunaan unit AC bergerak dan kipas pemanas. Peternakan, sekolah, panti jompo dan rumah sakit dikecualikan dari tindakan penghematan.

“Situasinya tidak dapat diprediksi,” kata Wali Kota Belit Onay dari Partai Hijau.

Setiap kilowatt menjadi penting dan melindungi infrastruktur utama harus menjadi prioritas, katanya.

Target penghematan 15 persen di Hanover sejalan dengan penghematan yang diminta Komisi Eropa minggu ini oleh negara-negara anggota untuk memastikan mereka dapat mengantisipasi jika terjadi penghentian total gas dari Rusia.

Jerman, yang lebih bergantung pada impor gas Rusia daripada negara-negara Eropa lainnya, berada di bawah tekanan.

Di Berlin, Ibu Kota Jerman, sekitar 200 monumen bersejarah dan bangunan kota diselimuti kegelapan pada Rabu (27/7/2022) malam saat kota itu mematikan lampu sorot untuk menghemat listrik.

Monumen yang sebelumnya menyala di malam hari termasuk Kolom Kemenangan di taman Tiergarten, Gereja Memorial di Breitscheidplatz dan Museum Yahudi sekarang gelap.

“Dalam menghadapi perang melawan Ukraina dan ancaman energi Rusia, sangat penting bagi kita untuk menangani energi kita dengan sehati-hati mungkin,” kata senator Berlin, Bettina Jarasch.

Jerman menggunakan sebagian besar impor gasnya untuk memanaskan rumah dan memberi daya pada industri besarnya. Rencana darurat energi yang dimulai pada bulan Juni akan membuat perusahaan jasa menaikan harga gas tinggi kepada pelanggan.

Sementara, sebagian besar rumah tangga di Jerman membayar tagihan gas mereka dengan pembayaran di muka yang telah ditentukan dan belum secara langsung mengalami jenis kenaikan dramatis yang akan mengubah perilaku konsumen.

Pemerintah Jerman mengonfirmasi bahwa biaya tambahan gas yang direncanakan pada pelanggan bisa jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya untuk menyelamatkan perusahaan energi dari kebangkrutan dalam beberapa bulan mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper