Bisnis.com, LABUAN BAJO - Co-sherpa Indonesia Edi Prio Pambudi mengungkapkan, perwakilan Rusia sebelumnya sudah siap menerima segala bentuk reaksi dari beberapa negara anggota G20 dalam 2nd Sherpa Meeting yang digelar mulai 9-13 Juli 2022 di Labuan Bajo, NTT.
"Iya, apapun yang akan terjadi dalam pertemuan itu dia siap," kata Edi di Hotel Meruorah, Rabu (13/7/2022).
Sebagaimana diketahui, pada berbagai rangkaian pertemuan G20 sebelumnya sempat tercipta ketegangan di antara beberapa negara. Salah satunya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov yang meninggalkan pertemuan menteri-menteri luar negeri G20 yang digelar di Bali pada Jumat (8/7/2022) lantaran dikritik mengenai perang di Ukraina oleh negara-negara Barat.
Namun berbeda dengan 2nd Sherpa Meeting, semua negara anggota dapat saling mendengarkan dan menghormati pendapat satu sama lain, sehingga pertemuan dapat berlangsung dengan nyaman.
"Saya sangat senang dengan kegiatan yang sudah dilakukan ini," ucap Edi, mengulang ucapan Sherpa G20 Rusia Svetlana Lukash.
Ditemui terpisah, Svetlana Lukash yang juga merupakan wakil Kepala Direktorat Ahli Presiden, Kantor Eksekutif Presiden Rusia mengungkapkan 2nd Sherpa Meeting yang digelar di Labuan Bajo merupakan pilihan yang tepat.
Keindahan alam Labuan Bajo menurutnya mendukung para delegasi untuk mempererat kerja sama antar negara, lebih informal dan berdiskusi dengan nyaman meskipun mereka membahas masalah yang lebih sensitif.
Saat ditanya apakah diskusi pada pertemuan Sherpa G20 berikutnya dapat lebih kondusif dan bermanfaat, Svetlana mengungkapkan semua itu tergantung pada sejumlah faktor.
"Itu tergantung sejumlah faktor dan memang agak sulit. Tetapi saya pikir kepresidenan Indonesia untuk menjadi moderator dan pengelola kerja sama multilateral yang benar-benar adil berhasil dengan baik," ujarnya.
Dia berharap, keberhasilan pertemuan para menteri luar negeri yang digelar di Bali baru-baru ini akan kembali terjadi dalam pertemuan para menteri berikutnya selama Presidensi G20 Indonesia.