Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Shinzo Abe Tewas Ditembak, China Redam Euforia Anti-Abe di Jagad Maya

Tokoh nasionalis terkemuka di China mengajak warganet di China untuk mengesampingkan perselisihan dan berempati terhadap meninggalnya mantan PM Jepang Shinzo Abe.
Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe saat kampanye  untuk kandidat anggota partainya dalam pemilihan Dewan Penasihat sebelum dia ditembak di Prefektur Nara, Jumat (8/7/2022). Yomiuri Shimbun
Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe saat kampanye untuk kandidat anggota partainya dalam pemilihan Dewan Penasihat sebelum dia ditembak di Prefektur Nara, Jumat (8/7/2022). Yomiuri Shimbun

Bisnis.com, JAKARTA – Tokoh nasionalis terkemuka di China berusaha meredakan kaum nasionalis China yang merayakan penembakan mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe.

Melansir Bloomberg pada Jumat (8/7/2022), akun media sosial China Central Television dipenuhi dengan komentar gembira atas penembakan yang menyebabkan Abe meninggal.

Salah satu postingan di Weibo mengatakan Abe menebus dengan hidupnya atas invasi Jepang ke China sebelum Perang Dunia II hanya sehari setelah perayaan ke-85 dimulainya konflik pada 1937. Postingan itu mendapat 210.000 like.

Setelah Abe meninggal, sebuah posting yang mengatakan "Ayo perayaan dimulai!" dan mendapat lebih dari 150.000 like hanya dalam waktu 30 menit.

Sebagai upaya meredam sentimen nasionalis China, mantan editor surat kabar Partai Komunis Global Times Hu Xijin menulis di Weibo sebelum berita Abe meninggal bahwa inilah saatnya untuk mengesampingkan perselisihan politik.

“Saya berharap ada lebih banyak orang yang mengerti dan bergabung dengan saya,” ungkapnya.

Kemudian, Jin Canrong, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Renmin, Beijing, yang pernah menyarankan China akan siap untuk merebut Taiwan dengan paksa pada 2027, menulis di Weibo bahwa para follower-nya harus mengendalikan komentar mereka.

“Apa yang terjadi hari ini adalah tragedi,” kata Jin.

Diketahui, Abe membuat marah pemerintah China, terutama kalangan nasionalis baik saat dia menjabat maupun setelah dia mengundurkan diri, karena dia mendorong Jepang untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan dan merevisi pasal perbatasan pasifik dalam konstitusinya.

Pada 2013, kunjungannya ke Kuil Yasukuni di Tokyo pun mendapat teguran cepat dari China karena memberikan penghormatan di sebuah situs yang memperingati korban perang termasuk penjahat Perang Dunia II.

Video call-nya dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen di bulan Maret mendorong juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin untuk mengecam Jepang sebagai kekuatan kolonial.

Wang mengatakan Jepang melakukan kejahatan yang tak terhitung banyaknya di Taiwan dan karena itu memikul beban berat, kejahatan sejarah dan utang kepada orang-orang China.

Pada saat insiden penembakan Abe terjadi, Kementerian Luar Negeri China memberikan respons. Mereka mengaku terkejut oleh serangan itu dan tepat sebelum berita bahwa Abe telah meninggal, juru bicara Zhao Lijian mengatakan bahwa negaranya berharap dia akan segera pulih.

"Insiden tak terduga ini seharusnya tidak dikaitkan dengan hubungan China-Jepang," tambah Zhao.

Ketika ditanya tentang beberapa suara nasionalis di China yang mendukung penembakan itu, Zhao menolak untuk mengomentari komentar pengguna internet.

Adapun Kedutaan Besar China di Tokyo menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Abe dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia memberikan kontribusi untuk pengembangan hubungan selama masa jabatannya sebagai PM.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper