Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Penny Wong dan Menlu China Wang Yi akan bertemu hari ini, Jumat (8/7/2022) untuk pertama kalinya di Forum Menteri Luar Negeri Negara G20 di Bali.
Hampir tiga tahun ketika kedua negara tersebut mencoba untuk mengatur ulang hubungan yang sering ditandai dengan ketegangan diplomatik dan tarif ekonomi.
Dilansir Bloomberg pada Jumat (8/7/2022), Wong mengonfirmasi pada konferensi pers di Bali bahwa mereka akan melakukan pembicaraan bilateral dan dia menantikan diskusi terbuka.
“Kami berusaha dengan tenang dan dengan cara yang dipertimbangkan untuk mencoba bekerja menstabilkan hubungan,” kata Wong seraya menambahkan bahwa diskusi akan didekati secara diplomatis dan langsung, seperti yang dilansir pada Jumat (8/7/2022).
Menlu Australia dan China sudah berada di Bali untuk menghadiri pertemuan Menlu G20. Berita pertemuan itu adalah tanda terbaru dari mencairnya hubungan antara kedua negara.
Diketahui, hubungan antara Australia dan China memburuk selama lima tahun terakhir dengan meningkatnya ketegangan dan kritik bilateral. Titik puncaknya saat China memberlakukan tarif ekspor anggur dan jelai pada 2020 serta memblokir perdagangan barang lain.
Baca Juga
Namun dalam enam minggu sejak pemilihan pemerintahan baru di Canberra Australia, kedua belah pihak telah berusaha untuk memperbaiki hubungan.
“Tahun-tahun terakhir dalam hubungan kami telah menjadi periode yang sulit,” kata Duta Besar China untuk Australia Xiao Qian bulan lalu.
“Namun, pemilihan itu telah memberi kami peluang kemungkinan perbaikan hubungan bilateral China-Australia,” sambungnya.
Pertemuan antara Wong dan Wang juga akan menjadi pertemuan pertama para Menlu sejak pertengahan 2019. Setelah pecahnya pandemi Covid-19, permintaan Australia tahun 2020 agar China mengizinkan inspeksi untuk menentukan asal virus membuat marah pemerintah China sehingga merespons dengan tarif dan tindakan lainnya.
“Australia dengan jelas meyakini bahwa penyumbatan perdagangan bukanlah kepentingan kedua negara,” kata Wong.
Bahkan dengan pertemuan ini, ada rintangan substansial yang perlu diatasi kedua belah pihak untuk benar-benar meningkatkan hubungan. Selain perdagangan, Canberra telah berulang kali mengkritik tindakan China di Hong Kong, Xinjiang, Laut China Selatan, dan berkaitan dengan Taiwan.
Sementara, Beijing juga kesal karena Australia telah melarang Huawei Technologies Co. berpartisipasi dalam peluncuran jaringan 5G dan telah memblokir investasi oleh beberapa perusahaan Cina.
China telah berulang kali mengatakan bahwa Australia perlu membuat langkah-langkah untuk meningkatkan hubungan. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian mengatakan bahwa “Tidak ada mode 'pilot otomatis' dalam meningkatkan hubungan China-Australia. Penyetelan ulang membutuhkan tindakan nyata.”
Australia pada gilirannya menuntut agar China berhenti menghalangi perdagangan, dengan Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan bulan lalu bahwa “Pemanasan hubungan lebih lanjut akan tergantung pada apakah pemerintah China setuju untuk menghapus sanksi perdagangan dan hambatan pada ekspor Australia atau tidak.”
Menteri Perdagangan Don Farrell mengatakan pada Kamis bahwa (7/7/2022) tarif ekspor Australia perlu ditarik. “Jika China melakukannya, maka Australia dapat menarik pengaduannya kepada Organisasi Perdagangan Dunia tentang tindakan China,” katanya.