Omicron BA4 dan BA5
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah mengonfirmasi kasus Omicron subvarian BA4 dan BA5 di Indonesia pada 6 Juni 2022, dengan jumlah kasus positif yang ditemukan pada 4 orang pasien.
Berdasarkan laporan yang dimiliki oleh Kemenkes, kedua subvarian baru tersebut ditemukan secara bersamaan dengan subvarian lainnya, yakni BA.1.12.1.
Secara rinci, terdapat satu orang pasien yang dilaporkan telah terjangkit subvarian BA4 dengan kondisi yang tidak bergejala dan telah mendapatkan dua kali suntikan vaksin jenis Pfizer.
Sementara itu, tiga pasien lainnya dikonfirmasi tertular subvarian BA5, yang meliputi laki-laki berusia 45 tahun dengan kondisi yang tidak bergejala juga serta telah mendapatkan tiga suntikan vaksin Johnson & Johnson.
Untuk pasien selanjutnya, merupakan pasien berusia 57 tahun dengan gejala ringan seperti sakit tenggorokan dan badan pegal. Adapun pasien tersebut juga telah mendapatkan empat dosis vaksin Pfizer.
Pasien keempat juga berjenis kelamin laki-laki dengan kondisi klinis yang tidak bergejala serta telah mendapatkan dua dosis vaksin AstraZeneca (AZ) dan satu dosis vaksin Johnson & Johnson.
Dipastikan bahwa ketiga pasien yang tertular subvarian BA5 merupakan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) sebagai delegasi dalam pertemuan The Global Platform for Disaster Risk Reduction di Bali pada 23 hingga 28 Mei lalu.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril menuturkan bahwa pihaknya telah mengonfirmasi sebanyak 143 kasus subvarian BA4 dan BA5 yang tersebar di Indonesia hingga 24 Juni 2022, dengan distribusi subvarian BA4 sebanyak 21 orang dan subvarian BA5 sebanyak 122 orang.
Syahril menyebutkan bahwa jumlah pasien terbanyak ditemukan di DKI Jakarta dengan total sebanyak 98 pasien, kemudian 29 pasien di Jawa Barat, 13 pasien di Banten, serta terakhir adalah sebanyak 3 pasien di Bali.
“143 pasien tersebut terbagi menjadi 73 jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin perempuan sebanyak 70 pasien, dengan 38 pasien bergejala ringan, 9 pasien tidak bergejala, dan 96 pasien yang belum ditemukan datanya” terang Syahril dikutip dari YouTube Kementerian Kesehatan, Selasa (28/6/2022).