Bisnis.com, JAKARTA - Di bulan Dzulhijjah ada dua peristiwa yang sangat penting yakni Tarwiyah dan Arafah yang dapat disambut dengan ibadah puasa.
Puasa sunah yang dilaksanakan pada hari Arafah, yakni tanggal 9 Dzulhijah. Puasa ini sangat dianjurkan bagi orang-orang yang tidak menjalankan ibadah haji. Adapun teknis pelaksanaannya mirip dengan puasa-puasa lainnya.
Keutamaan puasa Arafah ini bisa disimak antara lain dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas.
Sementara puasa Tarwiyah dilaksanakan pada hari Tarwiyah, yakni pada tanggal 8 Dzulhijjah. Ini didasarkan pada satu redaksi hadits yang artinya bahwa puasa pada hari Tarwiyah menghapuskan dosa satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun.
Dikatakan hadits ini dlaif (kurang kuat riwayatnya), tapi para ulama memperbolehkan mengamalkan hadits yang dlaif dalam kerangka fadlailul a’mal (untuk memperoleh keutamaan), dan hadits yang dimaksud tidak berkaitan dengan masalah aqidah dan hukum.
Kapan puasa Tarwiyah dan Arafah dilakukan?
Puasa Tarwiyah dilaksanakan 2 hari sebelum Hari Raya Iduladha yaitu tanggal 8 Dzulhijjah. Dalam kalender Islam, 8 Dzulhijjah Tahun 1553 H jatuh pada hari Kamis, 7 Juli 2022.
Baca Juga
Sedangkan Puasa Arafah dikerjakan sehari sebelum Hari Raya Iduladha yaitu 9 Dzulhijjah atau jatuh Jumat, 8 Juli 2022.
Untuk kepastiannya sendiri, akan mengacu pada hasil Sidang Isbat terkait perayaan hari raya Iduladha oleh Kementerian Agama.
Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah
Niat Puasa Tarwiyah
Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i sunnati yaumit tarwiyah lillâhi ta‘ālā.
Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Tarwiyah esok hari karena Allah SWT.”
Niat Puasa Arafah
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: Aku berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT.