Bisnis.com, JAKARTA – Satuan Tugas Penanganan (Satgas) Covid-19 menegaskan bahwa Indonesia belum akan menerapkan untuk menyuntikkan vaksin dosis keempat, meskipun kasus Covid-19 di Indonesia tengah meningkat.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa tujuan vaksinasi pada masa pandemi adalah menciptakan kondisi kekebalan komunal (herd immunity) di tengah masyarakat.
“Pemenuhan cakupan vaksinasi harus dicapai untuk tiap tahapan vaksinasi 1, 2, 3 dan seterusnya. Istilah vaksinasi booster biasanya digunakan untuk vaksinasi setelah dosis lengkap telah diberikan. Vaksin Covid-19 yang digunakan sekarang adalah 2 dosis vaksin 1 dan 2,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (22/6/2022).
Dia melanjutkan, apabila cakupan vaksinasi lengkap sudah dinilai memadai atau cukup tercapainya herd immunity, maka vaksinasi booster bisa diberikan khususnya jika ada indikasi bahwa imunitas masyarakat mulai menurun.
“Tentunya perlu dibuktikan dengan data dari sero survey di masyarakat yang perlu dilakukan secara berkala,” katanya.
Untuk diketahui, hasil sero survei pertama pada November-Desember 2021 menunjukkan 86,6 persen penduduk Indonesia sudah memiliki antibodi terhadap SARS-CoV-2. Adapun, pada tahap kedua April 2022, antibodi masyarakat meningkat menjadi 99,2 persen.
Baca Juga
Oleh sebab itu, Wiku melanjutkan bahwa vaksinasi keempat belum menjadi program mendesak untuk dilakukan. “Benar, [belum mendesak] hasil sero surveynya menunjukkan herd immunity masyarakat relatif masih tinggi,” ujarnya.
Berdasarkan data Satgas Covid-19 mencatatkan perkembangan penanganan terkini, kenaikan kasus mingguan sebesar 105 persen. Dari 3.688 pada minggu lalu, menjadi 7.587 di minggu ini.
Kenaikan ini turut mempengaruhi kenaikan kasus aktif, yang sebelumnya 4.734 menjadi 8.594 pada minggu ini. Kenaikan ini terbanyak disumbangkan dari 3 provinsi. Yaitu, DKI Jakarta naik 2.769 kasus, Jawa Barat naik 686 kasus, dan Banten naik 285 kasus.
Dengan meningkatnya kasus positif dan kasus aktif, maka seharusnya kasus kematian ditekan dan persentase kesembuhan ditingkatkan. Nyatanya, di minggu terakhir terjadi kenaikan kematian mingguan dari 28 menjadi 44 kasus. Dan seharusnya, dengan naiknya angka kematian, maka segera lakukan evaluasi dan mitigasi agar kematian tidak terus meningkat.
Di samping itu, meskipun persentase kesembuhan terbilang masih tinggi yakni 97,28 persen, sayangnya angka ini sedikit menurun. Seharusnya, angka kembali didorong agar terus meningkat, beriringan dengan upaya penurunan tren kematian.
Hal lain yang menjadi perhatian, dalam masa terjadi kenaikan kasus, testing menjadi salah satu indikator penting. Penyebabnya, dengan angka yang tinggi akan meningkatkan keakuratan jumlah kasus positif di tengah masyarakat Sehingga, semakin cepat menjaring kasus untuk segera ditangani dengan baik sesuai gejalanya.
Data testing minggu ini, jumlah orang diperiksa sebesar 340.723, atau mencapai 126,19 persen dari target badan kesehatan dunia atau WHO. Angka ini mengalami peningkatan selama 3 minggu terakhir, dan kedepannya perlu dipertahankan agar terus meningkat.
Kendati demikian, ada kabar baik dari perkembangan Covid-19 yaitu pada angka positivity rate mingguan yang angkanya masih dibawah 5 persen hingga Minggu ini.
Namun harus diwaspadai, karena terjadi kenaikan selama 4 minggu berturut-turut. Dari sebelumnya 0,33 persen di minggu ke-4 Mei, menjadi 2,23 persen di minggu ini.