Bisnis.com, JAKARTA – Forum Youth 20 atau Y20 mengakhiri Pra-KTT keempat di Manokwari, Papua Barat, dengan mengangkat pembahasan tentang inklusi generasi muda dan sektor ekonomi kreatif.
Head of Arts and Creative Industries of British Council Indonesia Camelia Harahap mengatakan saat ini banyak anak muda yang berkecimpung di sektor ekonomi kreatif dan beberapa di antaranya terlibat dalam usaha sosial kreatif.
Menurutnya, usaha sosial kreatif turut membantu mewujudkan inklusi, khususnya yang berkaitan dengan dengn penciptaan pekerjaan layak untuk semua. Mulai dari pekerjaan untuk anak muda, perempuan, dan penyandang disabilitas.
“Banyak usaha sosial-kreatif di Indonesia yang dipimpin oleh anak muda cenderung fokus mewujudkan SDGs, khususnya SDGs ke-8 yakni menciptakan pekerjaan yang layak,” tutur Camelia pada talk show Pra-KTT Ke-4 Y20 secara daring, dikutip Selasa (21/6/2022).
Dalam kesempatan yang sama, pendiri Fingertalk Dissa Ahdanisa menjelaskan kini ada 11 juta penyandang disabilitas di Indonesia. Dari jumlah itu, sebanyak 1,5 juta di antaranya merupakan anak muda kurang mampu dengan akses terbatas pada pendidikan formal dan peluang kerja.
Dissa menilai minimnya lapangan kerja bagi penyandang disabilitas mendorong dirinya untuk mendirikan Fingertalk, sebuah kafe yang khusus mempekerjakan individu tunarungu. Di kafe ini, pelanggan memesan makanan dan minuman dengan bahasa isyarat.
Baca Juga
Sementara itu, Chief Creative Officer Narasi Jovial da Lopez turut membagikan pengalamannya sebagai konten kreator, sebuah profesi yang kini banyak diminati anak muda.
Lewat Youtube SkinnyIndonesian24, Jovial bersama adiknya Andovi membuat banyak konten yang memperkenalkan budaya Indonesia kepada audiens global. Hal ini disebabkan Jovial sewaktu kecil kerap tinggal di sejumlah negara lantaran ibunya seorang diplomat.
“Sejak kecil, saya sudah terekspos mempromosikan Indonesia ke mana pun saya pergi. Semangat ini sepertinya masih berbekas saat kami membuat Youtube channel ini, tetapi kami mencoba untuk memodernisasi,” kata Jovial.
Pichit Virankabutra, Deputy Director Thailand Creative Economy Agency, menambahkan bahwa pengembangan ekonomi kreatif dapat dilakukan melalui penerapan tiga pilar, yakni talenta kreatif, bisnis kreatif, serta kawasan kreatif.
Terkait pengembangan talenta kreatif, kata Pichit, Thailand memiliki layanan inkubasi bisnis kreatif yang terhubung dengan lembaga pendidikan. Layanan tersebut secara langsung akan mengarahkan siswa yang sedang belajar desain agar dapat terhubung dengan sumber daya, serta program peningkatan kapasitas.