Bisnis.com, JAKARTA - Ribuan warga sipil terjebak di Kota Severodonetsk di Ukraina dengan persediaan kebutuhan pokok hampir habis, menurut laporan PBB.
Dilaporkan bahwa banyak dari mereka berlindung di bunker bawah tanah pabrik kimia Azot di kota itu.
Sedangkan, jembatan terakhir yang menuju ke luar kota hancur dalam pertempuran awal pekan ini ,sehingga secara efektif menjebak 12.000 penduduk yang tersisa.
Sejak beberapa minggu Severodonetsk telah menjadi tujuan militer utama bagi Rusia yang sekarang menguasai sebagian besar kota itu.
"Kurangnya air dan sanitasi adalah kekhawatiran besar. Ini menjadi perhatian besar bagi kami karena orang tidak dapat bertahan lama tanpa air," kata juru bicara kantor Urusan Kemanusiaan PBB, Saviano Abreu seperti dikutip BBC.com, Kamis (16/6/2022).
Abreu menambahkan bahwa persediaan makanan dan persediaan peralatan kesehatan juga habis di Severodonetsk yang berada di wilayah Luhansk timur Ukraina.
PBB berharap dapat memberikan bantuan kepada mereka yang terjebak di kota, tetapi pertempuran yang terus berlanjut membuat badan dunia itu tidak dapat memperoleh akses atau jaminan untuk menjangkau warga sipil yang masih ada di sana dengan aman, termasuk wanita, anak-anak, dan orang tua.
Pernyataan PBB itu keluar menyusul janji Rusia untuk membuka koridor kemanusiaan pada Rabu pagi untuk mengevakuasi warga sipil yang terperangkap di bawah pabrik Azot.
Sejauh ini, belum ada konfirmasi bahwa akan ada rute aman untuk mengevakuasi warga sipil ke wilayah yang dikuasai Rusia di utara kota itu.
Pada Rabu (15/6/2022), seorang pejabat separatis pro-Rusia menuduh pasukan Ukraina "benar-benar menggagalkan" evakuasi warga sipil yang terperangkap di pabrik kimia.
"Di Azot, militan mencoba mengganggu evakuasi dari wilayah pabrik. Para militan mulai menembakkan mortir dan tank," kata Rodion Miroshnik, "duta besar" untuk Moskow dari Republik Rakyat Luhansk yang memproklamirkan diri.