Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah mencatatkan ada sekitar 300-400 orang jemaah haji meninggal dunia saat jemaah haji dari Indonesia setiap tahun dan ini akan diturunkan.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana mengatakan meminta bagi para petugas kesehatan untuk mengedepankan fungsi edukasi dan promotif, khususnya kepada Jamaah haji yang sudah memiliki komorbid dan masuk sebagai Jamaah haji risiko tinggi. Cara yang dilakukan oleh pemerintah adalah memprioritaskan orang-orang yang miliki penyakit bawaan atau komorbid dan lansia.
“Dengan begitu kondisi fisik mereka terjaga, sehingga mudah mudahan kondisi Kesehatan jamaah pun bisa terjaga sampai nanti pulang ke Tanah Air,” ucap Budi di Asrama Haji Pondok Gede.
Petugas Kesehatan haji telah dibekali dengan Rencana Operasional (Renops) penyelenggaraan Kesehatan haji Tahun 2022 untuk menjalankan tugas di tanah suci. Dimana dalam Renops, petugas Kesehatan dibagi menjadi tujuh tim, yang terdiri dari Tim Surveilans, Emergency medical team, Tim Promosi Kesehatan, Tim Mobile Bandara, Tim Sanitasi dan Food security, Tim Logistik dan bekal Kesehatan, dan Tim Kantor Kesehatan Haji Indonesia.
Renops merupakan petunjuk bagi petugas dalam bekerja. Setiap tim sudah memiliki tugas, fungsi dan tanggung jawab masing masing, dan keterkaitan antar tim kerja. Sehingga tim dapat bekerja lebih optimal dalam rangka mencapai target tujuan pelayanan kesehatan haji.
“Contoh untuk Renops tim surveilans, day by day harus ada laporan audit kematian mulai dari penyebab dan lain-lain sehingga dapat tergambar dengan baik, terlebih saat mendekati critical period” pungkas Budi.
Arab Saudi menetapkan kuota haji Indonesia tahun 2022 sebanyak 100.051 orang. Terdiri atas 92.825 kuota jamaah haji reguler, 7.226 kuota jamaah haji khusus dan 1.901 kuota petugas. Kloter pertama akan diberangkatkan pada 4 Juni 2022 ke Madinah.