Bisnis.com, JAKARTA--Kepala misi pemantauan Hak Asasi Manusia PBB di Ukraina mengatakan korban tewas warga sipil di Ukraina lebih banyak daripada korban resmi 3.381 jiwa.
Sedangkan kematian di Mariupol akan bertambah secara signifikan.
“Kami telah membuat perkiraan korban tewas, tetapi yang bisa saya katakan untuk saat ini adalah jumlahnya ribuan lebih tinggi dari jumlah yang kami berikan saat ini kepada Anda,” ujar Matilda Bogner, kepala misi pemantauan HAM PBB di Ukraina seperti dikutip TheGuardian.com, Rabu (11/5/2022).
Dia menambahkan bahwa jumlah korban yang sulit diperkirakan di Mariupol, di mana sulit baginya untuk mengakses dan mendapatkan informasi yang sepenuhnya benar.
Pernyataan itu disampaikan PBB ketika belasan mayat lagi ditemukan di reruntuhan bangunan lima lantai yang terbakar di Izium di wilayah Kharkiv. Sedangkan seperti yang dikatakan oleh Badan Migrasi PBB, sebanyak delapan juta orang terlantar di dalam wilayah Ukraina akibat konflik tersebut.
“Ini adalah kejahatan perang mengerikan lainnya dari penjajah Rusia terhadap penduduk sipil,” kata Synehubov, kepala pemerintahan daerah Kharkiv dalam pesan media sosial yang mengumumkan kematian tersebut.
Baca Juga
Di daerah Kharkiv khususnya, konflik telah berubah menjadi perang penembakan jarak jauh antara kedua belah pihak.
Setelah perlawanan sengit yang tak terduga memaksa Kremlin untuk meninggalkan upayanya untuk menyerbu Kyiv lebih dari sebulan yang lalu, pasukan Moskow berkonsentrasi untuk merebut Donbas, kawasan industri timur Ukraina.
Lebih jauh ke barat, pelabuhan Odesa di Laut Hitam yang vital di Ukraina diserang berulang kali, termasuk dari beberapa rudal hipersonik.