Bisnis.com, JAKARTA - Pasukan Rusia kembali menyerbu pabrik baja Azovstal, pertahanan terakhir pasukan Ukraine di kota pelabuhan Mariupol yang tengah dikepung ketika konvoi pertama pengungsi dari pabrik baja berhasil mencapai kota Zaporizhzhia.
Rekaman video menunjukkan asap tebal di langit di atas situs era Soviet tersebut. Para pejabat mengatakan hingga 200 warga sipil, termasuk anak-anak, tetap terperangkap dalam jaringan bunker bawah tanah dan terowongan beserta 2.000 tentara Ukraina.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) menyatakan lebih dari 100 warga sipil berhasil melarikan diri dengan konvoi bus dan ambulans disertai oleh tim ICRC dan PBB. Mereka bergabung dengan keluarga dan individu dengan kendaraan pribadi.
Konvoi pengungsi, termasuk beberapa yang terluka, mencapai Zaporizhzhia yang dikuasai Ukraina dengan selamat pada hari Selasa, menurut ICRC.
Sedangkan pengungsi lainnya dari pabrik itu pergi ke tempat lain dengan tenaga mereka sendiri dan tanpa pendamping. Mereka tampak kelelahan, termasuk anak-anak kecil dan pensiunan yang membawa tas, turun dari bus di tempat parkir sebuah pusat perbelanjaan di kota.
"Saya tidak percaya saya berhasil, kami hanya ingin istirahat," kata Alina Kozitskaya seperti dikutip The Guardian, Rabu (4/5/2022).
Baca Juga
Seorang wanita paruh baya terlihat berjalan menjauh dari bus evakuasi sambil menangis dan dihibur oleh seorang pekerja bantuan. Sedangkan beberapa dari mereka meminta pihak berwenang Ukraina untuk mengevakuasi para prajurit, kerabat dan orang yang mereka cintai, yang terjebak di Azovstal dan dikepung oleh pasukan Rusia.
Salah satu pengungsi, Natalia Usmanova yang berusia 37 tahun, mengatakan setelah meninggalkan pabrik baja bahwa dia menjadi histeris setiap kali bunker mulai bergetar.
"Saya sangat khawatir itu akan runtuh - saya memiliki ketakutan yang mengerikan," katanya sembari mengingat teror yang meluas dan kekurangan oksigen di bawah tanah.
Beberapa orang yang tidak berlindung di pabrik baja juga berhasil melarikan diri tanpa bantuan. Anastasiia Dembytska mengatakan dia mengambil keuntungan dari gencatan senjata evakuasi singkat untuk pergi bersama putrinya, keponakan dan anjing.
Dia mengaku harus melewati pos pemeriksaan yang tak terhitung jumlahnya untuk mencapai Zaporizhzhia dan menunggu 18 jam di luar sebelum diizinkan lewat. Wanita lain tiba dengan mobil pemakaman dan mengatakan dia meninggalkan Mariupol lebih awal dan bersembunyi di ruang bawah tanah di desa terdekat.