Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hepatitis Misterius, Epidemiolog: Segera Bawa Anak ke RS Bila Alami Gejala Ini

Para ahli, menduga kemunculan hepatitis misterius pada anak yang terjadi di sejumlah negara, termasuk Indonesia berkaitan dengan adenovirus dan SARS-CoV-2 atau virus penyebab Covid-19.
Pandu Riono. JIBI/Bisnis-Nancy Junita
Pandu Riono. JIBI/Bisnis-Nancy Junita

Bisnis.com, JAKARTA - Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menyebut, terdapat sejumlah tren peningkatan kejadian hepatitis pada anak yang akut dan fatal.

Dikutip melalui akun twitter pribadinya @drpriono1, Pandu mengatakan saat ini penyebab dari kasus hepatitis pada anak masih misterius. Kasus tersebut sudah ditemukan di Indonesia dan hingga kini belum diketahui penyebabnya.

Sekadar informasi, ada tiga pasien anak rujukan Jakarta Timur dan Jakarta Barat yang meninggal dunia setelah dirawat di RS Dr Ciptomangunkusumo. Menurut para ahli, dugaan awal berkaitan dengan adenovirus dan SARS-CoV-2 atau virus penyebab Covid-19.

“Masih belum diketahui penyebab pastinya, tapi dugaan terkait dengan adenovirus. Sudah dilaporkan 3 kasus di Jakarta. Bila ada keluhan pada anak dengan gejala pencernaan dan warna kuning di area mata, segera ke RS,” kata Pandu, dikutip dari akun Twitter @drpriono1, Senin (3/5/2022).

Sementara itu, doktor dan pegiat media sosial Adam Prabrata menyebut wabah hepatitis akut misterius pada anak sedang terjadi di banyak Negara.

Dikutip melalui akun instagram @adamprabata, dia mengatakan akhir-akhir ini muncul wabah hepatitis misterius pada anak yang terjadi 12 negara Negara dengan total 169 kasus.

Adapun, ke-12 negara tersebut adalah Inggris (114 kasus), Spanyol (13), Amerika Serikat (9), Israel (12), Denmark (6), Irlandia (5), Belanda (4), Italia (4), Norwegia (2), Prancis (2), dan Belgia (1).

Lebih lanjut, dia menjabarkan penyebab terjadinya hepatitis saat ini berdasarkan dua dugaan, pertama wabah terdorong oleh adenovirus yang ditemukan atas 74 kasus, kemudian Covid-19 juga turut mendorong terjadinya wabah ini hingga mencapai 20 kasus.

“Bahkan Adenovirus dan Covid-19 ditemukan bersamaan pada 19 kasus,” kata Adam.

Sementara itu, dia menyebutkan terdapat tiga gejala dari hepatitis akut misterius pada anak, yaitu sakit perut, muntah, dan diare yang ketiganya juga berkembang menjadi hepatitis akut berat dengan peningkatan enzim hati yang mengakibatkan menguningnya daerah kulit, mata, dan lainnya.

Berdasarkan data organisasi kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) per 21 April 2022 dari 10 persen (17 kasus) membutuhkan transplantasi hati, bahkan 1 anak meninggal dunia yang disebabkan penyakit tersebut.

Selain itu, anak rentang usia 1 bulan—16 tahun yang terjangkit penyakit ini, khususnya mayoritas anak di bawah 5 tahun.

Kasus Hepatitis Anak di Indonesia

Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah meningkatkan kewaspadaan dalam dua pekan terakhir setelah Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus Hepatitis Akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika dan Asia, dan belum diketahui penyebabnya sejak 15 April 2022.

Kewaspadaan tersebut meningkat setelah 3 pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta dengan dugaan Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya meninggal dunia, dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.

Ketiga pasien ini merupakan rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat.

Gejala yang ditemukan pada pasien-pasien ini adalah mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran.

Saat ini, Kementerian Kesehatan RI sedang berupaya untuk melakukan investigasi penyebab kejadian hepatitis akut ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap. Dinas kesehatan Provinsi DKI Jakarta sedang melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut.

“Selama masa investigasi, kami menghimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang. Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, Minggu (1/5/22022).

Nadia mengimbau orang tua segera membawa ana-anakknya ke fasilitas layanan kesehatan jika memiliki gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang dan penurunan kesadaran.

Sejak secara resmi dipublikasikan sebagai KLB oleh WHO, jumlah laporan terus bertambah, tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan oleh lebih dari 12 negara.

Adapun, berdasarkan data pemerintah Inggris pada 5 April 2022 mencatatakan tidak ada anak yang terkena wabah tersebut yang sudah divaksinasi Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper