Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lockdown Shanghai, Hanya Tiga Orang Tewas Akibat Covid-19

Tiga pasien Covid-19 dikabarkan meninggal sejak kebijakan penguncian kota Shanghai beberapa waktu lalu.
Pemandangan Shanghai, China dari atas./Bloomberg-Qilai Shen
Pemandangan Shanghai, China dari atas./Bloomberg-Qilai Shen

Bisnis.com, ,JAKARTA--China menyatakan hanya tiga orang yang meninggal karena Covid-19 di Shanghai sejak penguncian yang melelahkan mulai bulan lalu. Meskipun, otoritas kesehatan di kota itu mencatat ratusan ribu kasus varian Omicron.

Pihak berwenang menyatakan kematian pertama dari wabah terbesar China sejak gelombang virus di Wuhan lebih dari dua tahun lalu adalah tiga orang lanjut usia berusia 89 hingga 91 tahun.  Semua korban meninggal itu memiliki masalah kesehatan mendasar.

Beijing menegaskan bahwa kebijakan penguncian keras, pengujian massal, dan karantina yang panjang tanpa Covid telah mengekang angka kematian dan menghindari krisis kesehatan masyarakat yang telah melanda sebagian besar bagian dunia lainnya.

Akan tetapi beberapa orang meragukan angka resmi di negara dengan tingkat vaksinasi yang rendah di antara populasi lansia yang besar tersebut sebagaimana dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (18/4).

Hong Kong, sebagai perbandingan, dikaitkan dengan hampir 9.000 kematian dengan Covid-19 sejak Omicron pertama kali melonjak di sana pada Januari 2020.

Tiga korban yang dilaporkan "memburuk menjadi kasus yang parah setelah masuk rumah sakit", menurut akun resmi pemerintah Shanghai. Komisaris kesehatan kota pada hari Minggu mencatat bahwa 62 persen penduduk berusia di atas 60 memiliki dua dosis vaksin, sementara hanya 38 persen dalam demografi memiliki tiga vaksin atau booster.

Pusat bisnis di timur itu mengalami kesulitan ekonomi akibat pembatasan sejak Maret. Banyak dari 25 juta penduduk kota terkurung di rumah mereka karena beban kasus harian mencapai 25.000 atau angka sederhana menurut standar global.

Banyak penduduk merasa gerah di bawah trotoar dan membanjiri media sosial dengan keluhan kekurangan makanan, kondisi karantina sederhana dan penegakan hukum yang berat.  Mereka juga mengedarkan rekaman protes meski kemudian disensor pemerintah.

Akan tetapi para pejabat tetap tidak fleksibel dan terus mengisolasi siapa pun yang dites positif terlepas dari apakah mereka menunjukkan tanda-tanda penyakit atau tidak.

Infeksi tanpa gejala telah mendorong lonjakan kasus dengan hampir 90 persen dari lebih dari 22.000 kasus baru pada hari Senin tidak menunjukkan penyakit, menurut komisi kesehatan kota.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper