Bisnis.com, SOLO - Peristiwa klitih di Jogjakarta menjadi masalah serius yang harus segera ditangani oleh pemerintah dan pihak berwenang.
Aksi klitih pun mendapat sorotan tajam dari berbagai masyarakat di luar daerah Jogja. Sebagian netizen pun mengatakan bahwa Jogja di atas jam 10 malam, tak lagi aman.
Pada kasus terbaru, seorang remaja SMA berusia 18 tahun disebut menjadi korban klitih pada Minggu (3/4/2022). Korban bernama Daffa Adzin Albasith meninggal dunia akibat sabetan senjata tajam di daerah Gedongkuning.
Fenomena klitih sendiri sejatinya tidak memilih korban, seperti yang dilakukan pelaku kejahatan begal.
Lantas, apa itu klitih?
Klitih merupakan fenomena sosial yang terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang dilakukan oleh sejumlah pelaku untuk mendapat pengakuan tertentu.
Baca Juga
Dalam sejarahnya, klitih dilakukan oleh geng motor yang membawa senjata tajam seperti golok, clurit, pedang, dan lain sebagainya. Mereka akan mengincar korban di jalanan yang sepi.
Namun kini pelaku klitih rata-rata masih di bawah umur, yakni di rentang usia 14-18 tahun. Mereka mencoba menyakiti pengguna jalan lain agar bisa masuk ke dalam geng tertentu.
Klitih yang bisa menyebabkan kematian, berbeda dengan aksi begal. Pasalnya begal sengaja memilih korban untuk mendapatkan barang berharga.
Sedangkan klitih memilih korban secara acak di jalan dan jarang dilakukannya perampokan.
Arti klitih
Klitih berasal dari bahasa Jawa yang berarti keluyuran atau aktivitas mencari angin di luar rumah.
Ada juga yang menyebut klitih merupakan penyebutan terhadap Pasar Klitikan Yogyakarta, yang artinya melakukan aktivitas yang tidak jelas dan bersifat santai sambil mencari barang bekas di Klitikan.
Menurut sosiolog kriminal Universitas Gadjah Mada (UGM) Suprapto, klitih sebenarnya mempunyai makna yang positif. Namun seiring berjalannya waktu, klitih menjadi bermakna negatif karena diisi dengan melakukan tindak kejahatan di jalan.
Kata ngilitih pun kini menjadi bahasa yang menunjukkan aktivitas kekerasa terhadap orang asing di jalanan menggunakan senjata tajam.