Bisnis.com, JAKARTA -- Pihak Rusia dan Ukraina kembali merilis data mengenai perkembangan pertempuran antara kedua negara Slavia yang telah berlangsung lebih dari sebulan.
Baca Juga
Secara umum, serangan rudal dari Rusia dan sejumlah aksi pembelaan yang dilakukan oleh Ukraina masih terus berlangsung dan menimbulkan korban yang tidak sedikit.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov memaparkan bahwa pada malam 30 Maret, rudal jelajah Rusia yang diluncurkan dari udara dengan presisi tinggi menghancurkan pangkalan bahan bakar minyak (BBM) besar di pemukiman Dnepropetrovsk, Lisichansk, Chuguev dan Novomoskovsk.
Sementara itu, pesawat taktis operasional tak berawak Rusia berhasil menghantam 52 fasilitas militer Ukraina. Akibat serangan itu 4 pos komando, 1 sistem rudal anti-pesawat S-300 dan satu Buk-M1 di daerah Kurakhovo, dua sistem peluncuran roket ganda dihancurkan.
"Satu depot amunisi dan senjata roket dan artileri, dua depot bahan bakar dan pelumas dan 38 benteng dan area konsentrasi peralatan militer [juga hancur]," kata Igor, Kamis (31/3/2022).
Di medan pertempuran lain, sistem pertahanan udara Rusia menembak jatuh 18 kendaraan udara tak berawak Ukraina di udara di area pemukiman Balakleya, Verbovoye, Verkhnetoretskoye, Dokuchaevsk, Korolyovka, Komarin, Experienced, Pavlovka, Repki, Chernihiv, Chernobyl, Shchors, termasuk satu "Bayraktar-TB2" di daerah Bezymyanny.
Klaim Ukraina
Sementara itu, Ukraina bukannya tanpa perlawanan. Pada hari ini, Pemerintah Ukraina merilis jumlah korban baik jiwa maupun material Rusia selama perang.
Menurut data Ukriana, jumlah pasukan Rusia yang tewas saat melakukan penyerangan sangat tinggi yakni sebanyak 17.500 tewas selama pertempuran.
Sementara itu sebanyak 614 tank, APV - 1.735, sistem artileri - 311, MLRS - 96, sistem rudal anti-pesawat - 54, pesawat - 135, helikopter - 131, kendaraan - 1.201 telah dihancurkan.
Pasukan Ukraina juga tercatat telah menonaktifkan 7 perahu, 75 tangki bahan bakar, drone tempur 83, peralatan khusus - 22, dan sistem SRBM seluler - 4.
"Data sedang diperbarui. Perhitungannya rumit dengan intensitas permusuhan yang tinggi," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel