Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Rusia Vladimir Putin salah perhitungan tentang kinerja militer Rusia di Ukraina akibat informasi yang keliru dari anak buahnya. Hal tersebut diungkapkan beberapa pejabat AS dan Uni Eropa (UE).
Kate Bedingfield, direktur komunikasi di Gedung Putih mengatakan kepada wartawan bahwa pihaknya memiliki informasi bahwa Putin merasa disesatkan oleh militer Rusia yang telah mengakibatkan ketegangan terus-menerus antara Putin dan pimpinan militernya.
“Kami percaya bahwa Putin ditipu oleh penasihatnya tentang seberapa buruk kinerja militer Rusia dan bagaimana ekonomi Rusia dilumpuhkan oleh sanksi karena penasihat seniornya terlalu takut untuk mengatakan yang sebenarnya kepadanya,” ujarnya seperti dikutip TheGuardian.com, Kamis (31/3/2022).
Dia menambahkan bahwa kesalahan perhitungan itu menyebabkan serangan Rusia ke Ukraina melemah, terlebih setelah adanya sanksi dari sejumlah negara di dunia.
“Jadi, semakin jelas bahwa perang Putin telah menjadi kesalahan strategis yang telah membuat Rusia lebih lemah dalam jangka panjang dan semakin terisolasi di panggung dunia," kata Bedingfield.
Seorang diplomat senior UE mendukung pendapat Bedingfield dengan mengatakan bahwa penilaian AS sejalan dengan pemikiran Eropa.
“Putin berpikir segalanya berjalan lebih baik daripada sebelumnya. Itulah masalah dengan para pembantu yang “asal bapak senang” dan hanya duduk bersama mereka di ujung meja yang sangat panjang.
Diplomat Eropa mengungkapkan bahwa pasukan Rusia diberitahu bahwa mereka diikutkan dalam latihan militer sebelum invasi Ukraina, tetapi harus menandatangani dokumen yang memperpanjang tugas mereka.
“Mereka disesatkan, dilatih dengan buruk dan kemudian tiba untuk menemukan wanita tua Ukraina yang tampak seperti nenek yang berteriak pada mereka untuk menyuruh pulang,” tambah salah satu diplomat.
Sementara itu, mayoritas warg Amerika Serikat mendukung pengiriman lebih banyak pasukan ke negara sekutu NATO di Eropa. Menurut jajak pendapat Reuters/Ipsos, 55 persen warga AS setuju dengan pengiriman pasukan tambahan ke sekutu NATO di wilayah tersebut.
Jajak pendapat tambahan telah menemukan bahwa sekitar 61 persen dari kalangan pendukung Partai Demokrat mendukung penyebaran pasukan tambahan dibandingkan dengan 41 persen dari Partai Republik.
Pentagon mengumumkan kemarin akan menambah pasukan dan peralatan militer untuk sekutu NATO di Eropa. Sebanyak 200 personel tambahan menuju ke Eropa timur, termasuk Lituania.
Namun, tidak ada pasukan yang akan dikirim ke Ukraina atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dibuat Biden tentang tidak ada pasukan AS yang masuk ke negara itu.