Bisnis.com, JAKARTA - Miliarder Rusia Roman Abramovich menderita gejala dugaan keracunan pada pembicaraan damai di perbatasan Ukraina-Belarusia awal bulan ini, kata sumber yang dekat dengannya.
Pada sore hari tanggal 3 Maret 2022, Roman Abramovich bergabung dengan negosiator perdamaian Rusia dan Ukraina dalam pembicaraan di perbatasan Ukraina-Belarus.
Apa yang terjadi selanjutnya sangat misterius.
Insiden itu menyoroti peran Abramovich yang dilaporkan sebagai perantara dalam pembicaraan antara Ukraina dan Rusia.
Sifat pasti posisinya tidak jelas, tetapi juru bicara oligarki sebelumnya mengatakan pengaruhnya "terbatas" seperti dilansir BBC Internasional, Selasa (29/3/2022).
Pada Minggu (27/3/2022), Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyymengatakan Abramovich telah menawarkan bantuan kepadanya untuk mengurangi invasi Rusia ke negara itu.
Baca Juga
Miliarder Rusia itu melakukan perjalanan antara Moskow dan Kyiv untuk beberapa putaran pembicaraan pada awal bulan.
Dia dilaporkan bertemu Zelenskyy selama perjalanan, tetapi pemimpin Ukraina itu tidak terpengaruh dan juru bicaranya tidak memiliki informasi tentang insiden tersebut.
Abramovich diberi sanksi oleh Uni Eropa dan Inggris awal bulan ini atas dugaan hubungannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin yang dibantahnya.
Tapi, Zelenskyy dilaporkan telah meminta Amerika Serikat (AS) untuk menunda pemberian sanksi kepada Abramovich, dengan alasan dia bisa memainkan peran dalam merundingkan kesepakatan damai dengan Moskow.
Kremlin mengatakan Abramovich memainkan peran awal dalam pembicaraan damai, tetapi prosesnya sekarang berada di tangan tim perunding kedua negara.
Negosiasi damai antara Rusia dan Ukraina masih belum mencapai kesepakatan. Setelah negosiasi dilakukan secara virtual, kedua pihak kini sepakat kembali melakukan perundingan tatap muka di Istanbul.
Delegasi Rusia dan Ukraina akan menggelar putaran baru negosiasi tatap muka pada 29-30 Maret. Hal itu disampaikan kepala tim negosiasi Rusia Vladimir Medinsky.
"Hari ini, putaran negosiasi dengan Ukraina melalui tautan video kembali dilangsungkan. Hasilnya adalah keputusan untuk bertemu secara langsung pada 29-30 Maret," kata Medinsky yang juga menjabat sebagai ajudan Presiden Rusia melalui akun Telegramnya, seperti dilansir Xinhua, Senin (28/3/2022).