Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UPDATE Perang Rusia Vs Ukraina: NATO Turunkan 40 Ribu Tentara dan Bangun 4 Grup Tempur

Para pemimpin aliansi militer transatlantik (NATO) yang diketuai Amerika Serikat sepakat untuk meningkatkan pertahanan di sepanjang sisi timur.
Petugas darurat Ukraina bekerja di sisi rumah sakit bersalin yang rusak akibat penembakan di Mariupol, Ukraina, Rabu (9/3/2022). Serangan Rusia telah merusak parah sebuah rumah sakit bersalin di kota pelabuhan Mariupol yang terkepung./Istimewa
Petugas darurat Ukraina bekerja di sisi rumah sakit bersalin yang rusak akibat penembakan di Mariupol, Ukraina, Rabu (9/3/2022). Serangan Rusia telah merusak parah sebuah rumah sakit bersalin di kota pelabuhan Mariupol yang terkepung./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Para pemimpin aliansi militer transatlantik (NATO) yang diketuai Amerika Serikat sepakat untuk meningkatkan pertahanan di sepanjang sisi timur.

"Menanggapi tindakan Rusia, kami telah mengaktifkan rencana pertahanan NATO, mengerahkan elemen Pasukan Respons NATO, dan menempatkan 40.000 tentara di sisi timur kami,” bunyi isi pernyataan bersama para pemimpin NATO di Brussels, dikutip dari Aljazeera.com, Kamis (24/3/2022).

Dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) tersebut, NATO juga akan membangun empat grup tempur multinasional tambahan di Bulgaria, Hongaria, Rumania, dan Slovakia.

"Kami mengambil semua tindakan dan keputusan untuk memastikan keamanan dan pertahanan semua sekutu di semua domain dan menyeluruh,” tambah mereka.

NATO juga mendesak Rusia untuk  mengizinkan akses kemanusiaan yang cepat, aman, dan tanpa hambatan ke Mariupol dan kota-kota lain yang terkepung pasukan Rusia.

"Kami juga mengutuk serangan terhadap infrastruktur sipil, termasuk yang membahayakan pembangkit listrik tenaga nuklir," kata NATO.

Sebelumnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan bahwa lebih dari 1.000 warga sipil tewas di Ukraina selama invasi Rusia.

 OHCHR telah mengonfirmasi setidaknya 1.035 warga sipil telah tewas di Ukraina, 90 di antaranya adalah anak-anak, dan 1.650 lainnya terluka sejak Rusia memulai serangannya.

OHCHR memastikan bahwa jumlah tersebut bisa lebih banyak mengingat ada keterlambatan pelaporan dari daerah-daerah yang kini situasinya masih mencekam, salah satunya kota pelabuhan Mariupol di tenggara Ukraina.

“Sebagian besar korban sipil yang tercatat disebabkan oleh penggunaan senjata peledak dengan area dampak yang luas, termasuk penembakan dari artileri berat dan sistem roket multi-peluncuran, serta serangan rudal dan udara,” kata OHCHR dalam keterangannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper