Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin menjanjikan bantuan keuangan kepada orang-orang biasa dan pebisnis Rusia untuk mengantisipasi dampak sanksi ekonomi yang diberikan negara Barat.
Putin menyerukan agar rakyat Rusia bersama-sama mengatasi kondisi yang disebut "Blitzkrieg Ekonomi” Barat.
Dilansir The Moscow Times pada Kamis (17/3/2022), Putin membuat pembelaan yang berapi-api terhadap serangan militer ke Ukraina. Dia mengatakan bahwa taktiknya ini sepenuhnya dibenarkan dan tidak punya pilihan lain selain mengirimkan pasukan ke negara itu.
Pimpinan di Kremlin meminta Rusia untuk “memobilisasi” kesulitan terkait sanksi besar-besaran yang dikenakan negara dan perusahaan Barat pada negaranya. pernyataan ini disiarkan langsung oleh televisi di Rusia.
Putin mengumumkan peningkatan semua pembayaran sosial dalam waktu dekat dan menegaskan bahwa ekonomi Rusia memiliki sumber daya yang diperlukan dalam jangka panjang.
"Situasi saat ini, tentu saja, merupakan ujian dan Saya yakin kami akan melewatinya dengan bermartabat dan kerja keras. Kami akan mengatasi kesulitan ini,” ujar Putin dikutip dari The Moscow Times pada Kamis (17/3/2022).
Dia juga terus berusaha meyakinkan perusahaan swasta Rusia dengan mengatakan bahwa mereka memiliki peran kunci dalam mengatasi krisis saat ini.
Putin menjanjikan ‘kebebasan wirausaha maksimum’ dan akan menghapus hambatan administratif dalam ekonomi yang sebagian besar didominasi negara Barat. Dia mengklaim bahwa kubu Barat berusaha memecah belah masyarakat Rusia, dengan menentang “kolom kelima” yang secara mental berada di Barat.
"Orang Rusia akan selalu dapat membedakan patriot sejati dari pengkhianat dan hanya memuntahkannya seperti lalat yang secara tidak sengaja terbang ke mulut mereka," katanya.
Menurutnya, para pemimpin Barat tidak memberinya kesempatan untuk menyelesaikan konflik ini secara damai. Dia mengatakan tidak akan membiarakan Ukraina menjadi batu loncatan negara Barat untuk menyerang Rusia.
"Kami tidak akan membiarkan Ukraina menjadi batu loncatan untuk tindakan agresif terhadap Rusia," pungkasnya.