Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kepala BNPB Tegaskan Varian Deltacron Belum Masuk Indonesia

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengatakan, Pemerintah terus waspada akan ancaman dari varian baru virus Covid-19 salah satunya adalah omicron siluman.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto. JIBI/Bisnis-Akbar Evandio
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto. JIBI/Bisnis-Akbar Evandio

Bisnis.com, PRAYA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengatakan, Pemerintah terus waspada akan ancaman dari varian baru virus Covid-19 salah satunya adalah omicron siluman.

“Jadi, informasi terakhir dari Menteri Kesehatan [Budi Gunadi] yang sekarang berkembang di Inggris dan di Hongkong ada namanya varian BA.2 yang disebut sebagai omicron siluman yang di Indonesia sudah masuk hingga 20 persen,” katanya kepada wartawan, Rabu (16/3/2022).

Namun, dia melanjutkan meskipun tingkat konfirmasi cukup tinggi, tetapi hingga saat ini tingkat kasus kematian dari varian ini tidak seperti di Luar Negeri.

“Tidak seperti di Inggris dan Hongkong, karena hasil penilaian hasil pengamatan banyak meninggal karena mereka lansia (lanjut usia) dan baru vaksin sekali, sedangkan, Indonesia rata-rata vaksinnya sudah 2 kali bahkan ketiga sehingga mudah-mudahan tidak fatal,” ujarnya.

Selain itu, dia melanjutkan varian lainnya yang tengah viral yaitu Deltacron hingga saat ini belum tercatat sebagai kasus varian yang masuk di Indonesia.

“Deltacron yang dibilang siluman tadi itu Alhamdulillah dari Kementerian Kesehatan sudah menyatakan sampai hari ini belum ada yang masuk ke wilayah Indonesia," ujarnya.

Suharyanto menerangkan bahwa varian tersebut akan tetap terus diwaspadai ke depannya.

“Nanti tentu saja kami akan terus waspada terus terhadap setiap ancaman yang ada,” katanya.

Sekadar informasi, Peneliti dunia telah melaporkan jenis varian baru Covid-19 yang dikenal sebagai varian Deltacron yang melakukan penggabungan dua varian yaitu, Delta dan Omicron sehingga menjadikannya sebagai varian virus rekombinan.

Hingga saat ini belum ada data yang cukup untuk mengetahui tingkat keparahan varian karena sejauh ini hanya sejumlah kecil kasus varian Deltacron yang teridentifikasi.

Berdasarkan data dari Gisaid, varian rekombinan ini pertama kali terdeteksi di Perancis yang beredar sejak awal Januari 2022 dan telah teridentifikasi ke beberapa Negara Eropa lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper