Bisnis.com, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito memastikan Pemerintah telah melakukan pengamatan mendalam terhadap data Covid-19 dan herd immunity sebagai pertimbangan sebelum menerapkan kebijakan penanganan.
Pengamatan tersebut dimaksudkan seperti mencermati perkembangan kasus positif, kesembuhan, kematian, tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19, dan cakupan vaksinasi tingkat nasional.
Melihat perkembangan terkini, dia memastikan puncak kasus akibat varian Omicron telah dilewati pada 20 Februari 2022. Kasus positif terus menurun, setelah sekitar 1 bulan meningkat tajam pada kasus mingguan yang mendekati 400 ribu kasus.
"Namun hanya dalam 2 minggu, kita telah berhasil menurunkannya hingga hampir setengahnya, menjadi 200 ribu kasus. Jumlah ini masih tinggi, sehingga menjadi tugas bersama kita untuk memastikan kondisi kembali sebelum puncak yaitu sekitar seribu kasus per minggu," ujarnya, dikutip lewat akun Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (11/3/2022).
Perkembangan baik lainnya, angka kesembuhan yang sempat turun drastis dari 96 persen ke 86 persen per 20 Februari 2022, kini meningkat lagi mencapai 90 persen.
Sejalan itu, tingkat hunian RS Rujukan Nasional COVID-19 turun dalam 10 hari terakhir, dari 38,79 persen menjadi 28,20 persen. Meski begitu, ketersediaan tempat tidur rumah sakit rujukan terus ditingkatkan dan per 7 Maret 2022, sudah melebihi 94 ribu.
Sementara itu, dia melanjutkan sepekan terakhir jumlah kasus aktif masih relatif tinggi, meski telah turun 97 ribu. Kasus aktif sendiri mengalami kenaikan selama 8 pekan, dan tercatat data 7 Maret 2022 jumlahnya sebanyak 448.273 kasus.
Meskipun peningkatan angka kematian relatif lebih rendah jika dibandingkan kasus positif, tetapi, tren kematian mingguan terus meningkat. Per 21—27 Februari, ada 1.708 kematian, dan meningkat minggu ini menjadi 2.099 kematian.
“Artinya, masih ada peningkatan 300 kematian dibandingkan pekan sebelumnya. "Dan dalam upaya adaptasi saat ini, pencegahan kematian harus diprioritaskan," katanya
Kemudian, dia mengatakan jika dilihat lebih mendalam, pada periode 21 Januari—6 Maret, dari 8.230 pasien yang meninggal di rumah sakit, 51 persen dengan komorbid, 56 persen lansia, dan 70 persen belum divaksinasi lengkap.
Sayangnya, data vaksin Pemerintah yang diolah dunia di situs Our World in Data per 6 Maret 2022, baru 53,5 persen populasi dengan dosis penuh. Sementara orang dengan dosis 1 mencapai 69,48 persen atau hampir 70 persen dari jumlah penduduk.
"Kekebalan masyarakat yang terbentuk setelah vaksinasi juga harus terus dipantau dengan sero-survei rutin. Ingat, herd immunity akan menjaga produktivitas masyarakat di tengah masa adaptasi ini," tutur Wiku.