Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pakar: Belum Saatnya Jabodetabek Turun PPKM Level 3, Mengapa?

Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menilai wilayah aglomerasi Jabodetabek masih perlu menerapkan aturan PPKM Level 3 hingga 1-2 pekan kedepan.
Sejumlah kendaraan melaju melambat di jalan raya Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (29/8/2021). Kepadatan kendaraan terjadi di jalur wisata Puncak, Bogor pada akhir pekan dan masa PPKM level 3 sehingga Satlantas Polres Bogor memberlakukan sistem satu arah secara situasional. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Sejumlah kendaraan melaju melambat di jalan raya Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (29/8/2021). Kepadatan kendaraan terjadi di jalur wisata Puncak, Bogor pada akhir pekan dan masa PPKM level 3 sehingga Satlantas Polres Bogor memberlakukan sistem satu arah secara situasional. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

Bisnis.com, JAKARTA - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayah Jawa-Bali berakhir hari ini, Senin (7/3/2022) sejak diberlakukan pemerintah pada 1 Maret 2022.

Melihat kondisi terkini pandemi Covid-19, Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menyampaikan bahwa wilayah aglomerasi Jabodetabek masih perlu menerapkan aturan PPKM Level 3 hingga 1-2 pekan kedepan.

"Dengan situasi terkini secara umum, PPKM masih perlu dipertahankan 1-2 minggu supaya bisa semakin menekan penyebaran virus," kata Dicky kepada Bisnis, Senin (7/3/2022).

Dikcy menilai, PPKM merupakan payung dalam pengendalian Covid-19 agar tidak semakin meluas penyebarannya. Apalagi menjelang bulan Ramadan, sambungnya, penyebaran virus harus ditekan semaksimal mungkin supaya saat memasuki Bulan Suci situasi pandemi sudah relatif lebih baik.

"Penguatan 5M, 3T, dan vaksinasi. Ini Penting. Dipertahankan di level PPKM di setiap daerah," ujarnya.

Dicky memprediksi, masa kritis Indonesia secara keseluruhan dalam menghadapi penyebaran varian Omicron baru akan berakhir pada akhir bulan ini.

"Masa kritis sampai sebelum akhir Maret atau sesuai prediksi saya Februari-Maret menjadi masa kritis Indonesia secara keseluruhan," katanya.

Lebih lanjut, Dicky juga menyoroti angka kematian akibat Covid-19 yang masih tinggi di Indonesia. Menurutnya, kondisi tersebut harus menjadi perhatian pemerintah karena mengindikasikan masih ada yang perlu dibenahi di sisi 3T dan vaksinasi bagi kelompok rentan.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kasus Covid-19 di Indonesia bertambah 24.867 pada Minggu (6/3) sehingga totalnya menjadi 5.748.725 orang. Adapun, kasus sembuh bertambah 49.080 sehingga totalnya menjadi 5.122.602, sedangkan kasus meninggal bertambah 254 sehingga totalnya menjadi 150.172.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper