Bisnis.com, JAKARTA – Warga di berbagai kota di Rusia berbondong-bondong antre di ATM guna menarik tunai uang yang berada di bank di tengah memanasnya invasi yang dilakukan tentara Rusia ke Ukraina.
Warga Moskow khawatir bank tidak lagi berfungsi atau bank akan membatasi penarikan tunai akibat dampak dari serangan Rusia ke Ukraina sejak Kamis pekan lalu (24/2/2022).
Dilansir dari Livemint pada Selasa (1/3/22), banyak dari warga Rusia yang datang ke ATM dan membuat antrean panjang di luar ATM sejak perang meletus.
"Semua orang berlarian dari ATM ke ATM untuk mendapatkan uang tunai. Beberapa beruntung, yang lain tidak begitu banyak," kata warga Rusia yang tinggal di St. Petersburg, Selasa (1/3/2022).
Warga mengantre untuk ambil uang tunai di ATM Zaporithzhia, Rusia/LiveMint-AP
Kekhawatiran itu didasari dengan dari langkah untuk memblokir beberapa bank Rusia dari sistem pembayaran global SWIFT dan membekukan cadangan Bank Rusia diperkirakan akan memberikan pukulan ekonomi yang parah. Warga tetap merasa was-was, meskipun otoritas dan pemberi pinjaman Rusia berusaha meredakan kekhawatiran masyarakat.
Sementara langkah SWIFT akan menghalangi bank-bank Rusia untuk berkomunikasi dengan rekan-rekan internasional, para analis mengatakan membatasi penggunaan lebih dari US$630 miliar dalam cadangan internasional dapat terbukti memberikan pukulan bagi Rusia.
Di sisi lain, bank-bank Rusia berusaha menenangkan kekhawatiran atas pasokan uang dan sistem pembayaran online sejak Minggu (27/2/2022).
Di tengah kepanikan warga, kurs rubel (mata uang Rusia) yang ditawarkan untuk valas melonjak. Rubel terus melemah sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai hingga kini.
Dengan adanya kekhawatiran masyarakat, beberapatokoh memperingatkan adanya becana ekonomi ketika pihak Barat telah mengumumkan pembekuan cadangan bank sentral.
Warga mengantre untuk ambil uang tunai di ATM St. Petersburg, Rusia/LiveMint-Reuters
"Yang paling penting, yaitu Barat membekukan cadangan Bank Sentral. Tidak ada yang mendukung rubel. Mereka akan menghidupkan mesin cetak. Hiperinflasi dan malapetaka bagi perekonomian tidak jauh lagi," tulis mantan perdana menteri Rusia Mikhail Kasyanov di Twitter.
Diketahui bank sentral Rusia tidak menanggapi permintaan komentar tentang pembekuan aset. Roman Borisovich mantan bankir investasi Moskow mengatakan pasar akan "berantakan" pada awal Maret 2022.
Warga mengantre untuk ambil uang tunai di ATM Zaporithzhia, Rusia/Fox News